▶️ Hakikat Kekayaan yang Sebenarnya ◀️⠀
⠀
Hanya dengan cara pandang agama, manusia akan percaya bahwa sesungguhnya kekayaan tidak selalu berwujud harta benda.⠀
Kekayaan yang sebenarnya tidak selalu diukur dengan besarnya angka-angka materi.⠀
ㅤㅤ⠀
Keluasan hati saat seorang hamba mampu menekan hawa nafsunya, bersikap menerima dan mensyukuri apa yang ada justru Rasulullah ﷺ nyatakan sebagai kekayaan yang sebenarnya.⠀
ㅤㅤ⠀
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda:⠀
ㅤㅤ⠀
✨ “Kekayaan bukanlah banyak harta benda, akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.”⠀
(HR. Bukhari & Muslim)⠀
ㅤㅤ⠀
ㅤㅤ⠀
Ibnu Baththal berkata:⠀
ㅤㅤ⠀
? “Hadis ini bermakna bahwa kekayaan yang hakiki bukan pada harta yang banyak.⠀
Karena, banyak orang yang Allah luaskan harta padanya namun ia tidak merasa cukup dengan pemberian itu,⠀
ia terus bekerja untuk menambah hartanya hingga ia tidak peduli lagi dari mana harta itu didapatkan,⠀
maka, sesungguhnya ia orang miskin, disebabkan karena ambisinya yang sangat besar.⠀
ㅤㅤ⠀
Oleh karena itu kekayaan sesungguhnya adalah kekayaan jiwa.⠀
Orang yang merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak terlalu berambisi untuk menambah hartanya dan terus-menerus mencarinya, maka berarti ia orang yang kaya”⠀
ㅤㅤ⠀
ㅤㅤ⠀
Al-Qurthubi berkata:⠀
ㅤㅤ⠀
? “Hadis ini bermakna bahwa harta yang bermanfaat, agung dan terpuji adalah kekayaan jiwa.”⠀
ㅤㅤ⠀
ㅤㅤ⠀
Dengan demikian, tidak selalu harta benda yang banyak itu mendatangkan kebahagian, kebaikan dan kesenangan bagi pemiliknya.⠀
Kekayaan yang sebenarnya adalah sesuatu yang manusia rasakan dalam hatinya.⠀
ㅤㅤ⠀
Hatilah yang menentukan seorang manusia menjadi senang atau sengsara, kaya atau miskin dan bahagia atau sedih.⠀
Pangkalnya ada dalam hati.⠀
ㅤㅤ⠀
? Hati yang takut kepada azab Allah, beriman, penuh rasa syukur dan cinta kepada Pemilik dan Pemberi rizki sebenarnyalah yang akan memperoleh kebaikan dan kebahagiaan dari harta yang dimilikinya, sebesar apapun harta tersebut.⠀
ㅤㅤ⠀
ㅤㅤ⠀
Wallahu A’lam.⠀