Sabar. Easy to said than done. Betul. Kita yang lalui, kita yang merasa sakit tu. Tapi tak mengapalah. Cakap kat diri tak apa. Insha Allah, Allah pasti ganti yang lebih baik.
اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Ya Allah, berilah pahala kepadaku pada musibah yang menimpaku dan berilah ganti kepadaku dengan sesuatu yang lebih baik darinya.
Kalau orang sakit kan hati kita, buat sesuatu dekat kita sehingga menyempitkan rezeki kita, ingat je yang Allah lah memberi rasa sakit tu, Allah lah yang izinkan rezeki kita tu tak ada. Jadi tak perlu lah marah marah, kalau kita marah pun, kita tak dapat apa pun.
Seru lah nama Allah, Ya Allah Ya Muntaqim (منتقم), yang Maha Membalas, balas lah perbuatan orang itu setimpal dengan apa yang mereka lakukan. Cepat atau lambat pasti Allah balas dan kabulkan. Kita tak perlu buat kerja Tuhan, tak perlu la ye pergi ambik batu baling dekat orang tu ke, hantar orang upahan untuk sakit kan hati dia ke. It’s fair, Allah Maha Adil. Jika kamu dizalimi, di sakiti, di anayai, doa dan tunggu saja.
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Waspadailah doa orang yang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dan Allah. (HR Bukhari).
Kadang-kadang orang yang sakitkan hati kita tu, memang Allah hantar untuk datang sebagai ujian untuk kita, mungkin jugk utk menghapus dosa dosa kita. Jadi sapa kita nak marah marah. Mungkin diri kita sendiri yang menzalimi orang lain suatu ketika dulu, mungkin diri kita sendiri yang ambik hak orang lain, sakit kan hati orang lain long time ago tapi kita tak perasan atau masa tu kita muda lagi kan dan mungkin ini semua adalah doa doa orang tu kat kita balik. Jadi muhasabah diri kita sendiri. Redha laaa dengan ujian Allah.
“Apabila Allah cinta kepada suatu kaum, mereka diuji. Barang sesiapa redha menerima ujian itu, Allah redha pula kepadanya. Dan barang siapa yang marah, maka Allah murka kepadanya.” (Hadith riwayat at Tarmizi)”