Kalimah: حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (HASBUNALLAHU WA NI’MAL WAKIL)
Ertinya : Cukuplah bagi kami bahawa Allah itu sebagai sebaik-baik pelindung atau penolong.
Diucapkan sebagai tanda kita berserah diri dan bergantung harap (bertawakkal) kepada Allah SWT semata-mata.
Kalimah ini juga merupakan ucapan “pembakar” semangat keberanian orang-orang yang beriman.
Allah SWT menceritakan mengenai Rasul dan sahabatnya dalam firman-Nya,
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Iaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (Ali ‘Imran: 173).
Ibnu ‘Abbas berkata bahawa kalimah “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim AS ketika beliau ingin dicampakkan ke dalam api.
Nabi SAW bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ } قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام حِينَ أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالُوا { إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ }
Daripada Ibnu ‘Abbas حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ adalah ucapan Ibrahim Alaihis Salam ketika di lemparkan ke dalam api. Juga diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir berkata; “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ”(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”) (HR Bukhari No:4197)
Syaikh As Sa’di dalam tafsirnya menyatakan, “Maksud ‘hasbunallah‘ adalah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan ‘ni’mal wakiil’ adalah Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar segala urusan hamba dan yang mendatangkan maslahat.”
Allah-lah yang mencukupkan keperluan makhluk. Firman Allah:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath Tholaq: 3).
Al Qurtubhi menjelaskan tentang surah Ath Tholaq ayat 3 dengan mengatakan, “Barangsiapa yang menyandarkan dirinya pada Allah, maka Allah akan beri kecukupan pada urusannya.”
Nabi SAW bersabda:
مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ
“Barangsiapa menyandarkan diri pada sesuatu, maka hatinya akan dipasrahkan padanya” (HR. Tirmidzi no. 2072) Status: Hadis Hasan
Maksudnya, barangsiapa yang menjadikan makhluk sebagai sandaran hatinya, maka Allah akan membuat makhluk tersebut jadi sandarannya. Iaitu urusannya akan disulitkan. Hati seharusnya bergantung pada Allah, bukan pada makhluk. Jika Allah menjadi sandaran hati, tentu urusan akan semakin mudah.
Rasulullah SAW bersabda;
مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
“Barangsiapa yang mencari reda Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari redha manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia”. Riwayat Tirmizi (2414)