MALULAH KEPADA BURUNG

MALULAH KEPADA BURUNG

Teringat kisah perihal seekor burung kecil yang terbang ulang alik membawa air dimuncungnya untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim a.s.

Semasa ditanya kenapa ia berbuat begitu sedangkan usahanya itu hanyalah “sia-sia” sahaja berbanding dengan api yang besar itu, jawabnya mudah sahaja…ia berkata :

“SETIDAK-TIDAKNYA JIKA DITANYA DI HADAPAN ALLAH DI AKHIRAT KELAK, AKU DAPAT MENJAWAB YANG AKU TELAH BERUSAHA SEMAMPUNYA YANG AKU BOLEH UNTUK MELAWAN KEBATILAN”

Dia tahu api yang sedang membakar Nabi Ibrahim a.s bukanlah kecil.

Dia tahu air yang diambil melalui paruhnya bukanlah banyak,

Dia juga tahu sayapnya tidaklah larat untuk terbang tinggi dan jauh,

Namun dia tetap berusaha, tawakal dan mencuba kerana dia tidak mahu menjadi malu jika berhadapan dengan Allah SWT dalam keadaan dia tidak berbuat apa-apa untuk menolong agamaNYA.

Lalu di mana kita?

Kita tahu ancaman yang sedang menyerang agama kita bukanlah sedikit.

Kita tahu masalah akhlak di dalam masyarakat kita semakin membarah.

Kita juga tahu remaja kita hari ini kekontangan iman dan pedoman.

Namun apakah sumbangan, pengorbanan dan ikhtiar kita?

Tidakkah kita merasa malu kepada Allah SWT?

Paling tidak…

Tidakkah kita malu kepada burung?

Sumber: Ustaz Ahmad Nasir

Sesungguhnya Allah yang menguji kita dengan sedikit masalah dan Dia jugalah yang selama ini membanjiri kita dengan lautan nikmat.

Berbaik sangkalah pada-Nya. Jika waktu ini beban yang dipikul begitu memberatkan bahu kita maka bergembiralah, kerana Dia telah mentakdirkan kita kuat memikulnya.

Jika waktu ini ada hajat kita belum termakbul, maka berbahagialah kerana Dia telah mentakdirkan bahawa kita tak lelah berjuang dan berpasrah pada-Nya.

Satu saja perkara yang wajib kita yakini, Dia tak akan pernah memberikan ujian yang tak mampu kita lalui.

Jadi apapun yang kita hadapi saat ini, itu adalah semata kerana kita mampu menjalaninya.

#SalamSubuh

Sumber :Zonkuliah

Family First

Sharing yg sgt bagus & berkesan kepadaku secara peribadi….

FAMILY FIRST

Suatu hari saya terlanggar dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan saya,” reaksi spontan saya. Dia juga berkata, “maafkan saya juga.” Orang itu dan saya bertegur sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.

Namun cerita jadi lain apabila sampai di rumah. Pada hari itu juga, ketika saya sedang menelefon salah satu rakan sekerja terbaik saya, dengan bahasa sangat lembut dan santun untuk meraih/melobi simpati rakan saya itu, tiba2 anak lelaki saya berdiri diam2 di belakang saya. Ketika saya hendak berpusing,
hampir saja membuatnya jatuh. “Pergi!!! Main sana, ganggu saja!!!” teriak saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.

Ketika saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus Malaikat berbisik. “Tuhan menyuruh Aku mencabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang. Namun sebelumnya, Tuhan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu. Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan. Akan tetapi dengan anak sendiri, engkau perlakukan kasar, akan ku perlihatkan engkau setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan majikanmu, kawan rapatmu, sahabat dunia mayamu serta keadaan keluargamu”.

Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya mendoakan di dalam group, bahkan ada juga yang tdk memberi komen apa apa pun atas kepergianku dan ada juga yang hanya menulis, ‘Al-Fatihah’ ada yg ‘RIP’.

Kawan sekerja ku dtg, Sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asyik mengambil gambar dan bercerita. Bahkan ada yg asyik membicarakan aibku sambil tersenyum2. Bos yg aku hormati, hanya datang sebentar melihat jenazahku dalam beberapa minit lalu pulang dan kawan2 rapatku, tidak ada satupun dari mereka yang aku lihat.

Lalu ku lihat anak-anakku menangis di pangkuan isteriku, yang kecil berusaha menggapai jenazahku meminta aku bangun, namun isteriku menghalangnya. Isteriku pengsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sebingung demikian. Lalu aku teringat betapa sering aku acuh tak acuh dengan panggilannya yg mengajakku berbual, aku selalu sibuk dengan hp ku, dengan kawan2 dan teman2 dunia mayaku. Lalu aku lihat anak2ku sering ku herdik & ku bentak mereka saat aku sedang asyik dengan hpku, di saat mereka minta perhatian dariku. Oh Tuhan….Maafkan aku.

Lalu aku melihat 7 hari selepas kematianku. Teman2 sudah melupakanku, sampai detik ini aku tidak lagi mendengar doa mereka untukku. Pihak office menggantiku dgn staf lain, teman2 dunia mayaku masih sibuk dengan perbualan di group, tanpa ada yang berbicara tentangku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di group mereka.

Namun, aku melihat isteriku masih pucat dan menangis, air matanya selalu menitis saat anak2ku bertanya di mana papa mereka? Aku melihat dia begitu longlai dan pucat, ke mana semangatmu isteriku? Oh Tuhan maafkan aku….

Hari ke 40 sejak aku tiada, teman2 FB ku lenyap secara drastik, semua sudah memutuskan hubungan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa hidup. Bosku dan teman2 sekerja, tdk ada satu pun yang mengunjungi kuburku atau pun sekadar mengirimkan doa. Lalu kulihat keluargaku, isteriku sudah boleh tersenyum, tapi tatapannya masih kosong, anak2 kecilku masih asyik bertanya bila papa pulang. Anakku yang paling kecil adalah yang paling kusayang, masih selalu menungguku dijendela, menantikan kepulanganku.

Lalu 15 tahun berlalu,
kulihat isteriku menyiapkan makanan untuk anak2ku, sudah mulai kelihatan kedutan tua dan lelah di wajahnya. Dia tidak pernah lupa mengingatkan anak2 bahwa hari ini hari Jumaat, jangan lupa solat.

Lalu aku membaca tulisan di atas secebis kertas milik anak perempuanku malam semlm, dia menulis…. “Seandainya aku masih punya papa, pasti tidak akan ada laki2 yang berani tidak sopan denganku dan
aku tidak melihat mama sakit mencari nafkah seorang diri buat kami. Oh Tuhan…. Kenapa Kau ambil papaku, aku perlu papaku Ya Allah..” kertas itu basah karena titisan airmatanya..
Ya Allah maafkanlah aku….

Sampai bertahun2 anak2 dan isteriku pun masih terus mendoakanku agar aku sentiasa berbahagia di akhirat sana.

Kemudian, aku terbangun….. Oh Tuhan syukur… Ternyata aku cuma bermimpi….

Perlahan lahan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut dekat tempat tidurnya. Aku masih lihat airmata di sudut matanya, kasihan, terlalu keras aku mengherdik mereka… “Anakku, papa sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu. “Anakku, aku mencintaimu… aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku”. Ku peluk anakku, ku cium pipi dan keningnya. Lalu kulihat isteriku yang sedang tertidur, isteriku yang sapaannya sering ku tak hirau ajakannya untuk berbicara. Sering kali aku sengaja berpura2 tidak mendengarnya, bahkan pesan2 darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku isteriku, maafkan aku.

Air mataku tak dapat ku bendung lagi. Apakah kita menyedari bahwa jika kita mati esok pagi, jabatan di mana kita bekerja akan mudah mencari pengganti kita. Teman2 akan melupakan kita sebagai cerita yang sudah berakhir, malah ada rakan2 kita yg masih menceritakan kelemahan yang tidak sengaja kita lakukan. Teman2 dunia maya pun tak pernah membicara lagi, seolah2 aku tidak pernah wujud dalam group mereka.

Lalu aku rebahkan diri di samping isteriku, hpku masih terus bergetar, berpuluh2 notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak.. tidak.. Aku matikan hpku dan aku pejamkan mata. Maaf….Bukan kalian yang akan membawaku ke syurga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi keluargaku….
Keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

FAMILY FIRST..

 

Sumber: Pakar  Diari Hati

Ramadhan yang mulia sedikit demi sedikit orang yang baik-baik Allah panggil pulang kembali kepada Dia.

Ramai orang kata,

“Kematian yang di cemburui….”

Tapi,

Kita yang masih hidup ini kadang-kadang masih lagi merasa selesa hidup dalam suasana jauh dari Agama Allah. Rasa tak bersalah tinggal solat walaupun waktu itu kita tengah berpuasa. Masih lagi merasa tenang walaupun hidup jauh dari Allah.

Kadang-kadang saya terfikir sampai bila perjalanan hidup kita di dunia ini akan berakhir? Dan mampukah amalan kita melepasi tiap soalan demi soalan. Perhitungan demi perhitungan selepas kita dah mati nanti?

Saya yakin kita tidak ada jawapan untuk soalan itu. Tapi kita lebih mengetahui amal atau kebaikan apa yang telah kita lakukan masa hidup kita di dunia untuk kita bawah bersama saat di panggil pulang oleh Allah nanti.

Kalau bukan hari ini kita di panggil pulang oleh Allah mungkin esok. Kalau bukan esok mungkin lusa. Kalau bukan lusa mungkin bulan depan tahun depan. Yang pasti kita juga akan kembali kepada Allah.

Saat ini masa yang ada ini perbaiki lah hubungan kita dengan Allah. Jaga solat dan jangan pernah tinggal solat walaupun hanya 1 waktu. Kerana menjaga solat itu adalah tanda kita benar-benar mencintai Allah.

Sampai bila kita nak hidup jauh dari Allah? Sampai bila kita nak meninggalkan solat tanpa rasa bersalah dalam diri? Sampai bila kita nak hidup jauh daripada Agama Allah?

Hidup ini terlalu singkat untuk kita meninggalkan agama Allah demi mengejar dunia yang bersifat sementara.

Percaya lah.

Sselagi kita masih di beri kesempatan untuk bernafas selama itulah peluang untuk kita kembali kepada Allah itu terbuka luas.

Walaupun dosa kita mengunung tinggi. Kita pernah melampaui batas terhadap diri kita sendiri. Tapi kalau kita ikhlas nak kembali kepada Allah. Allah akan sambut hijrah kita dengan penuh kasih sayang.

Dalam hidup tiada pintu yang lebih indah melainkan pintu taubat dari kita pendosa yang ingin kembali kepada Allah.

Sudahlah tu mengejar dunia. Sudah sampai masanya kita kembali kepada Allah.

Sudah sampai masanya 🙂

Silakan kalian tekan SHARE tulisan ini kepada semua andai bermanfaat. Tag adik-beradik dan kawan-kawan kalian. Dan andai sudi jemputlah join channel telegram saya ini http://telegram.me/themuhammadshafri

Jangan lupa follow Instagram saya sekali ya. Hanya Allah mampu membalas segalanya. My Ig : themuhammadshafri

#TheMuhammadShafri
Facebook

Bila Diri Dihina

BILA DIRI DIHINA

DIAM dan SABAR

Sememangnya susah dan sukar untuk kita lakukan bila kita dihina, diumpat, dikeji, difitnah atau dimalukan lebih-lebih lagi khalayak ramai, di pejabat atau dalam masyarakat. Namun itulah tindakan yang terbaik bagi kita. Bila kita menjawab balik hinaan yang dilontarkan pasti bukan kita yang bercakap tapi yang “bertanduk dua” yang sedang menguasai akal fikiran kita pada masa tu. Jadi, seeloknya kita diam sejenak. Istighfar di dalam hati banyak-banyak dan ingatkan diri kita supaya bersabar menghadapi hinaan yang dilontarkan.

Dalam situasi bila mana kita terasa diri kita sangat lemah umpama anak ikan yang dikelilingi oleh jerung-jerung kelaparan kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Untuk tujuan itu, saya ingin kongsikan sedikit panduan dalam menghadapi keadaan bila mana kita dihina. Antaranya ialah:

1. Orang yang menghina kita dengan menggunakan perkataan yang teruk (Contohnya bangang, bodoh, gedik dan sebagainya) sebenarnya sedang mendoakan keburukan itu untuk dirinya, suami atau isteri mereka, ahli keluarga, adik-beradik dan lebih parah lagi sebenarnya mereka mendoakan untuk anak-anak mereka. Nauzubillah..

2. Sebenarnya cacian dan hinaan yang dilemparkan itu adalah RAHMAT daripada ALLAH. Kenapa? Sebab setiap hinaan yang dilontarkan kepada kita adalah penghapus bagi setiap dosa-dosa kita semalam. Lebih beruntung lagi kita akan dapat banyak pahala percuma. (Tapi dengan syarat kita kena sabar dengan apa yang berlaku)

3. Ingatlah bahawa ada HIKMAH di sebalik setiap dugaan dan cabaran yang kita hadapi. Sebenarnya Allah hendakkan hamba-Nya kembali kepada-Nya. Mengadu kepada-Nya lantaran sebelum ini kita semakin jauh, lalai dan lupa kepada-Nya.

4. Bila kita difitnah, kita akan tak dapat tidur malam lantaran memikirkan tentang fitnah yang dilontarkan kepada kita. Maka, kita dengan sendirinya akan bangun bertahajud setiap malam mohon kepada Allah agar diberi ketenangan, kemaafan dan keampunan dari-Nya sepanjang hidup ini. Kesan daripada itu (Sentiasa bertahajud selalu), hati akan menjadi semakin tenang dan bahagia walaupun dikelilingi orang yang sentiasa mencari salah kita dan orang yang tidak mahu memandang wajah kita.

5. HIKMAH dan REZEKI yang melimpah ruah menanti kita di sebalik ujian tersebut. Contohnya Allah permudahkan segala urusan kita. Allah pertemukan kita dengan rakan-rakan yang mulia hatinya, rakan-rakan yang boleh membantu kita menjana ekonomi kita dengan lebih mantap, pasangan yang memahami dan menyayangi kita dengan sepenuh hatinya, anak-anak yang baik, keluarga yang memahami dan pelbagai lagi.

6. Kita juga akan menemui dan dapat menilai siapa sahabat kita yang sebenar dan siapa musuh kita. Cara dan gaya hidup kita pun mungkin akan berubah ke arah lebih baik dan lebih bermotivasi. Mungkin sebelum ni kita susah nak baca buku-buku yang bermanfaat. Mungkin kita juga berpeluang mengenali tokoh-tokoh motivasi yang hebat yang terkenal di seluruh dunia. (Contoh : Dr Aidh Abdullah Al-Qarni, Imam Ghazali dan lain-lain). Selain itu, kita juga akan mampu untuk menjadikan diri kita insan yang sangat kuat, tabah, sabar dan mengubah seluruh pemikiran dan idea kita selama ni.

Pendek kata, apa yang berlaku pada kita walaupun buruk pada pandangan manusia, namun sebaliknya pada pandangan Allah. Fikirkanlah bahawa semua yang berlaku adalah RAHMAT ALLAH. Insya-Allah hidup kita lebih tenang, bahagia dan sangat matang. Insya-Allah.

Sumber : Islamic Articel

BERSEDEKAHLAH : ALLAH PASTI AKAN GANTI SEMULA DENGAN LEBIH BAIK!

Saya baiki satu laptop. Milik seorang wanita.

Saya ambil laptopnya di stesen LRT yang berdekatan dengan rumahnya.

Saya tunggu dah 20 minit, tapi dia belum sampai. Penat juga berdiri ni tapi takpelah. Mungkin dia ada hal. Sangka baik dulu.

“Ustaz!”

Saya pandang seorang wanita, kiri kanan ada anak dan seorang bayi kecil di pegangan. Beg sandang dibelakang. Itulah laptopnya mungkin.

“Maaf ustaz. Rumah saya tingkat 10. Lif rosak. Bawa anak-anak ni”

Termengah-mengah dia. Allahu. Kesian rasa.

“Oh. Puan kalau bagitahu saya tadi, takpe. Biar saya je yang naik. Kesian puan dan anak-anak ni”

Alhamdulilah. Siap, saya terus bawa ke kedai dan baiki. Dah baiki, saya terus hantar. Selang sehari, puan ni whatsapp lagi.

“Maaf ustaz. Laptop ni rosak balik lah. Maaf sangat susahkan ustaz”

Saya pun ambil balik dan baiki. Dan, benar. On banyak kali, padam balik. On balik, padam balik. Saya pun whatsapp semula pada dia.

“Oh yeke? Takpelah ustaz. Saya faham”

Saya pun hantar laptop ni ke rumah dia. Sampai je depan pintu, puan tadi keluar dengan matanya yang merah. Teresak-esak baru lepas nangis.

“Saya baru nak mula bisnes ustaz. Ustaz tengoklah rumah saya ni. Anak-anak yang ramai ni. Suami saya kerja tapi tak dapat tampung. Harap dapat buat busines online. Laptop ni kawan pinjam. Pastu dia pulangkan rosak. Dia tak nak tanggungjawab”

Allahu. Sedih rasanya. Saya tarik nafas yang dalam. Kebetulan saya bawa satu laptop secondhand untuk dijual.

“Takpe. Begini puan. Saya ambil laptop puan yang rosak ni buat sparepart. Saya bagi satu laptop secondhand pada puan. Boleh?”

“Yeke? Betul ni ustaz?”

Gembira nampaknya.

“Adik! Mak dapat laptop ni. Nanti boleh mak belikan adik baju baru ya”

Dan, saya pulang membawa satu laptop rosak. Dan saya beri satu laptop pula pada wanita tersebut.

Saya duduk. Saya pegang janji Allah. Hiburkan orang ni penat. Nampak dimata rugi, namun moga di pandangan Allah, semuanya adalah demi redhaNya.

“Sungguh, memberi tak pernah mengurangkan apa yang kita bagi”

Esoknya, ada orang call. Urgent perlukan laptop. Sebab laptop asal hilang didalam stor. Jadi, pegawai kewangan nak periksa stok barang.

“Saya nak segera kalau ustaz ada. Tak kisah. Ok ke tak, janji model laptop ni ada!”

“Oh. Model apa ya tuan?”

“HP E4220”

Allah! Teringat terus laptop puan yang rosak tu. Rasanya itulah modelnya.

Saya terus berlari dan buka beg. Saya periksa nombor modelnya.

“Ada tuan. Cuma motherboard dia problem”

“Takpe. Cantik! Saya beli sekarang. Bagi no akaun sekarang. RM700 boleh? Ni je bajet yang ada!”

Saya hampir menangis di hujung talian.

Allah ganti balik dengan laptop yang saya bagi. Nilainya malah Allah tambah lagi.

“Sesungguhnya Aku, kata Allah, adalah sepertimana sangkaan hambaku kepadaKu”

Dunia ini milik Allah.

Rezeki itu juga milik Allah.

Allah pasti beri. Allah pasti bagi.

Asalkan syaratnya kita penuhi. Kita jalani. Kita harungi.

Kerna, harga percaya pada Tuhan lebih mahal dari segunung emas.

#sweeterapi

Abu Hurairah Asifa

SAKIT

SAKIT

Apa itu SAKIT?

Sakit itu Zikrullah. Mereka yang diuji dengan sakit, lebih sering menyebut nama Allah berbanding di waktu sihatnya. Sakit itu juga Istighfar. Kita akan mudah teringat akan dosa ketika sakit sehingga lisan mudah untuk memohon ampun.

Sakit itu Muhasabah. Orang yang sakit akan lebih banyak waktu merenung diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal untuk kembali.

Sakit itu Jihad. Orang yang sakit tidak boleh menyerah kalah, diwajibkan untuk berikhtiar demi kesembuhan.

Sakit itu ilmu. Sakit akan membuat kita memeriksa dan mencari ilmu untuk tidak mudah sakit.

Sakit itu Nasihat. Yang sakit selalu suka menasihati yang sihat agar jaga diri. Yang sihat menasihati yang sakit agar bersabar.

Sakit itu Silaturrahim. Keluarga yang jarang datang jenguk akan datang menziarahi, penuh senyum dan rindu mesra dan dapat buah tangan lagi.

Paling indah, sakit itu gugur dosa. Anggota badan yang sakit akan mendapat penyucian. Dengan sakit itu Mustajabnya doa. Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang yang sakit agar mendoakannya.

Sakit itu menyusahkan Syaitan. Di ajak maksiat tak mahu dan tak mampu, malah disesalinya.

Sakit itu sedikit tertawa dan banyak menangis. Satu sikap keinsafan yang di sukai Rasulullah s.a.w dan penghuni langit. Sakit juga meningkatkan kualiti ibadah. Rukuk sujud kita lebih khusyuk, Tasbih Istighfar lebih sangat. Tahiyat juga jadi lebih lama.

Sakit itu memperbaiki akhlak. Kesombongan terkikis, Sifat tamak dipaksa tunduk, peribadi akan jadi santun, lembut dan tawaduk. Dan yang pasti dengan sakit mengingatkan kita akan mati, membuatkan kita sentiasa beringat untuk menghadapinya.

Sakit itu tingkatan darjat. Apa saja jenis sakit termasuk stress, tekanan fikiran hatta tercucuk duri sekecil apa pun akan menjadi asbab seseorang ditingkatkan darjatnya disisi Allah.

Aku telah melalui semua hikmahnya itu. Sungguh indah di setiap ujian sakit itu. Kesemua hikmah ini akan diperolehi hakikatnya apabila sakit itu diterima dengan hati yang sabar dan redha. Maka, bersabarlah……

 

Sumber: Ustaz Ahmad Nasir, 11/5/2019

Wahai Diri

WAHAI DIRI……

Janganlah bebankan dirimu dengan “kerisauan tentang dunia” kerana urusan dunia milik Allah.

Janganlah bebankan dirimu dengan “kerisauan tentang rezeki” kerana rezeki datang dari Allah.

Janganlah bebankan dirimu dengan kerisauan tentang “masa depan mu” kerana masa depan itu di Tangan Allah.

Apa yang engkau perlu risau hanyalah satu perkara sahaja, iaitu bagaimana engkau membuat Allah redha kerana sekiranya engkau membuat Allah redha, Dia akan redha padamu.

Apabila Dia redha padamu, Dia akan melindungimu dan mencukupkan keperluanmu.

Sumber : Ustaz Muhammad Rizal

HEBAT


ISNIN
06hb. Mei/01 RAMADAN 1440H

HEBAT

“Hebat mana pun kita, jangan cakap besar dan jangan hina serta rendahkan orang lain kerana kalau Allah nak jatuhkan kita sekelip mata sahaja”

#MarhabanYaRamadhan
#ramadankareem

Sumber : Kelab Generasi Dinamik, 6 Mei 2019, 1 Ramadhan 1440 H

Jika harapan diletakkan selain pada Allah, percayalah, kita akan kecewa.

Jika dilakukan sesuatu masih mengharap manusia lain melihat dan memuji, percayalah, kita takkan dapat istiqamah.

Jika ditimpa satu musibah, kita mengharap simpati manusia, percayalah, kita akan putus asa.

Jika pengorbanan kita tidak dinilai, masih dipandang serong oleh teman-teman rapat kita sendiri, muhasabahlah diri, bersihkan hati dan kosongkan ia dari kebergantungan pada makhluk.

Ketika itu, percayalah, jiwamu akan beroleh ketenangan…redha lagi diredhai.

Sumber: Ustaz Ahmad Nasir

3 May 2016