IKHLAS SEDETIK, BERKAT SEPANJANG USIA

Kata Abdullah bin Munazil,
“Kalau sekiranya seorang hamba itu hanya ikhlas sedetik tanpa riak tanpa syirik, pasti dia melihat kesan keberkatannya sepanjang hidupnya.”

Kita dalam hidup, kita ikhlas sekejap je?
Kesan kita ikhlas itu kita akan lihat sampai mati.

Jangan kata kalau kita ikhlas setiap hari.

Ada hamba Allah dia derma RM1 tapi dia ikhlas sungguh waktu tu, keberkatan dibuat sedetik itu beri kesan kepada hidupnya semua. Maka asbab itu mungkin Allah mudahkan dia mengucap, menyebabkan orang kata dia baik.

“Dia tu bagus lah. Saya lihat dia itu pemurah.”

Asbab itu (ikhlas). Ikhlas ini begitu besar impak, terlalu besar. Kalaulah kita tahu besarnya impak ikhlas ini nescaya kita akan ikhlas setiap masa. Tapi oleh kerana ada dorongan hawa nafsu, kita nak pujian manusia.. takut kejian orang maka ikhlas kita sentiasa terancam.

Namun kalau kita dapat ikhlas sekejap, kesannya boleh dirasai.

Ulama kata bagi mendapatkan ikhlas ini, kita belajar menyembunyikan sebahagian amalan kita. Tapi itu pun kadang-kala kita nak cerita dekat orang. Asal nak diam-diam nak buat baik, akhir cerita jugak selepas setahun, dua.

Sukarnya.

Kita belajar dua perkara kata Ulama (dalam hal kebaikan) iaitu sembunyikan, dan lupakan.

Siapa yang dibuat ibadat kebaikan kemudian dia belajar lupakan. Jangan ingat. Jangan catat jangan tulis. Moga-moga satu hari nanti ia akan beri kesan besar dalam hidup dia.

Kata Abdullah bin Munazil, seorang itu bila ikhlas satu detik saja, ia akan beri kesan kepada seluruh hidup dia.

Sumber Facebook : TOKKU PASIR GUDANG

Jujur saya nangis baca ini… Semoga saya mendapat syafaat beliau …Baca sejenak..Assalamualaikum..Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat.Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kmdn, penuhlah Masjid dg para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.

Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanpya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?”

Semua sahabat menjawab dg suara bersemangat, ” Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
“Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dg manusia.”

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata “Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kpd Rasulullah”.

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata:

“Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa”.

Rasulullah SAW berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
“Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah”.

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama.”

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.”

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. “Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?”

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: “Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?”

Bilal menjawab dg nada sedih: “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah”

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
“Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya”.

Bilal menjawab: “Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua”.

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: “Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dg apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”.

Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah”.

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

“Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!.”

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
“Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah”.

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah”.

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
“Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dg Ukasyah” .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. “Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman.”

Lalu Rasulullah SAW berkata: “Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah”.

Begitu sampai di tangga mimbar, dg lantang Ukasyah berkata:

“Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini.”

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

“Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah”

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.
Tanpa ber-lama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
“Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah akan murka padamu.”

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi2nya,

Ukasyah berkata:
“Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku
melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu.

Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.

Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah…”

Rasulullah SAW dg senyum berkata:
“Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!”

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT….

Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.
Allahumma sholli ‘alayhi wassalam …
Semoga Allah Swt. Sll meridloi kita semua, Amin
…..
NB:
Yuk kita posting di medsos tentang keagungan Rosulullah…

⛔ jangan sampai kisah ini kalah populer dibanding pemberitaan yg ada saat ini,

“الصلاة والسلام عليك يارسول الله….: `Assalaamu’alaikum WR WB. Bapak/Ibu dan teman-teman semuanya.
Seluruh dunia mencintai Nabi SAW.

Kami ingin mengajak 500,000,000 Shalawat kepada sahabat yang mencintai Rasul Muhammad SAW.
Dgn ribuan orang berdikir Smg negara indonesia ini diselamatkan Allah SWT
Hanya baca dan sebarkan kepada rekan rekan

KITA SEMUA UMAT
R A S U L U L L A H S A W

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD, WA ‘ALA AALI MUHAMMAD,

كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم

KAMAA SHALLAITA ‘ALA IBRAHIM, WA ‘ALA AALI IBRAHIM,

وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

WABAARIK ‘ALA MUHAMMAD, WA ‘ALA AALI MUHAMMAD,

كما باركت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد

KAMAA BAARAKTA ‘ALA IBRAHIM, WA ‘ALA AALI IBRAHIM, FIL ‘ALAMIN INNAKA HAMIDUM MAJID

YA~ALLAAH يا الله
YA~RAHMAAN يا رحمن
YA~RAHIIM يا رحيم
YA~MALIK يا ملك
YA~QUDDUUS يا قدوس

YA~’AZIIZ يا عزيز
YA~’ALIIM يا عليم
YA~JABBAAR يا جبار
YA~GHANIYY يا غني
YA~LATHIIF يا لطيف

YA~KHABIIR يا خبير
YA~AWWAAL يا أول
YA~AAKHIR يا آخر
YA~BASHIIR يا بصير
YA~SHABUUR يا صبور

YA~SHAMAD يا صمد
YA~MUJIIBU يا مجيب
YA~WAAJIDU يا واجد
YA~RA’UUF يا رؤوف
YA~QAADIR يا قادر

YA~WAAHID يا واحد
YA~HALIIM يا حليم
YA~HAYYU يا حي
YA~QAYYUUM يا قيوم
YA~SALAAM يا سلام

YA~JABBAAR يا جبار
YA~MUTAKABBIR يا متكبر
YA~KHAALIQ يا خالق
YA~BAARI يا بارئ
YA~RAZZAAQ يا رزاق

Kirim nama ALLAH kepada semua teman Muslim dan INSHAA ALLAH dalam beberapa menit nanti ramai orang bersama sama membaca keindahan nama ALLAH

Tolong teruskan message ini..!


Anggaplah sebagai sedekah Jariyah..!


Jangan lupa untuk menghantar kepada rekan rekan anda..!


Tolonglah ! walaupun anda tak mau membacanya, hanya hantar kepada rekan rekan yang lain..!

► Astaghfirullah !

أستغفر الله

► Astaghfirullah !

أستغفر الله

► Astaghfirullah !

أستغفر الله

► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل
y
► Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

حسبنا الله ونعم الوكيل

  • Selesai membacanya, kirim kepada teman lain. Dalam beberapa menit, berjuta orang akan membaca. Anda tak akan rugi apa apa pun, biarkan sentiasa berjalan..! Wassalamualaikum wr wb.“

Sumber Facebook: Muhasabah Diri & Doa

DIMULIAKAN SAAT TUA KERANA HAK ALLAH DIJAGA SEMASA MUDA

Antara susah ialah waktu tua. Tua ni waktu susah kita, tanya-tanyalah orang tua macam mana susah dia. Nak bangun pun susah, semua benda jadi susah.

Tapi bila kita waktu muda tidak pernah sia-siakan hak Allah, Allah pelihara kita waktu tua sama ada dipelihara dengan memberikan kita sentiasa bersemangat, tak lemah semangat kita. Atau Allah Taala jadikan orang sekeliling kita ini yang menyokong (supportive), amat membantu,

Anak-anak soleh, solehah,
Dapat pasangan yang baik,
Dapat kawan-kawan yang baik.

Akhir kita tak disia-siakan di waktu tua.

Sebab itu kita tengok orang yang waktu tuanya disia-siakan, maka persaksikan dia dahulu waktu muda tak buat sesuatu yang menjaga hak Allah. Sebab itu kita lihat orang-orang soleh waktu tuanya dia dijaga oleh Allah dengan anak-anak yang baik, dia dijaga.

Bahkan dia dijaga dengan memberikan kerehatan yang lebih kepadanya. Sebab itu waktu kita muda sekarang, kuat.. jangan pernah sia-siakan hak Allah. Jaga hak Allah sungguh-sungguh. Pergi masjid biar rajin, baca al-Quran semua rajin sebab bila kita mula tua dan kita sakit, walau kita tak buat tapi Allah tulis pahala buat.

Masa muda buat semua tapi bila dah tua, tak boleh.
Allah tulis pahala, kerana tua termasuk makna sakit.

Tua ni sakit, sebab itu kata Nabi SAW, “Semua penyakit ada ubat, melainkan dua (2):

  1. Mati
  2. Tua

Tua takda ubat, takda ubat boleh memudakan kita walau orang buat sel itu ini konon untuk rasa lebih muda.

Sumber Facebook : TOKKU PASIR GUDANG

NIKMAT DARIPADA ALLAH, SECARA ADAB KITA BERTERIMA KASIH KEPADA MANUSIA

Bila kita berhadapan apa pun masalah dalam hidup, ingat: Mintak tolong dengan Allah.

Tapi makhluk ni, saya mintak tolong? Hati dengan Allah. Ini perbualan kita, “Boleh tak awak tolong saya..?”

Ia hanya perbualan ikhtiar, sebab-musabab, bukan hakikat. Hakikatnya saya bergantung penuh kepada Allah, saya mintak tolong dengan orang, tolong mudahkan urusan saya tapi saya tahu, yang izinkan saya, ALLAH.

Sebab itu dalam hati kita, dalam pengaduan dan pengakuan kita biarlah kita sentiasa berkata, “Ya Allah.. hanya kepadaMu aku mintak tolong.”

Dan doa, munajat kita, “Ya Allah tolonglah aku.. dalam urusanku.”

Sekecil-kecil urusan sehingga sebesar-besarnya – dalam urusan mendidik anak,
“Ya Allah tolonglah aku.. untuk mendidik anak-anak aku..”

Dalam urusan rumahtangga, “Ya Allah tolonglah aku bagi menjaga rumahtanggaku dengan baik.”

Urusan menjaga persahabatan, “Ya Allah bantulah aku.. dalam menjaga persahabatan..”

Semua urusan-urusan lain dalam kehidupan, dalam bab mencari rezeki, agar Allah mudahkan urusan rezeki. Dalam bab membina hubungan kita dengan orang-orang tertentu maka minta tolong dengan Allah.

Tuan-tuan, lidah yang sentiasa bertasbih memuji menunjukkan pergantungan pengharapan, meminta pertolongan kepada Allah, orang ini Allah mudahkan perjalanan hidup dia.

Dipertemukan dengan orang-orang yang akan menolongnya, dengan dia melihat pertolongan itu datang daripada Allah. Kita bila berterima kasih kepada orang-orang yang Allah hantar untuk kita,

“Terima kasih-lah tolong saya..”

“Tak.. yang tolong awak tu, Allah.”

Lihat bagaimana orang ini mengingatkan kita kembali. Kita memanglah tahu ini daripada Allah.. tapi secara ADAB DENGAN MAKHLUK,

“Terima kasihlah tolong, bantu saya.”

“Tak ini semua daripada Allah.”

Ertinya sentiasa Allah ingin mengingatkan kita bahawa pertolongan sebenar datang daripada Allah Taala.

Sumber Facebook : Pertubuhan Pengajian Ilmu Islam – TOKKU PASIR GUDANG

Dah Cukup, Saya Tak Perlu Jelaskan Lagi 🖐️

Ada masanya kita cuba jelaskan, cuba terangkan, tapi apa yang kita kata tetap tak akan ubah apa-apa. Ada orang yang akan tetap memutar cerita, tetap menganggap kita bersalah, tak kira berapa kali kita cuba jelaskan diri kita. Penat, bukan?

Dulu, kita letak hati dan jiwa untuk buat mereka faham. Tapi hakikatnya, kalau mereka benar-benar mahu memahami, mereka takkan biarkan kita merayu. Fahami ini: Anda tak perlu terus menerangkan diri anda pada orang yang sudah buat keputusan untuk tidak mendengar.

Jika mereka mahu terus salahkan anda, biarkan.
Jika mereka mahu hidup dengan versi mereka sendiri, biarkan.
Jika mereka tak mahu dengar, lepaskan.

Kita tak perlu penat lagi. Penjelasan yang berulang tak akan bawa ketenangan — ia hanya buat kita letih. Masa untuk ambil balik kekuatan diri. Anda tak perlu berjuang untuk difahami oleh orang yang tak mahu mendengar.

Jangan takut untuk diam.
Jangan takut untuk lepaskan mereka yang tak menghargai anda.

Kadang-kadang, memilih untuk tak menjelaskan adalah langkah paling berani. Jika keheningan anda buat mereka tak selesa, biarkan. Anda berhak memilih ketenangan daripada bisingan yang hanya buat anda lebih terbeban.

Ini bukan tentang kalah atau menang. Ini tentang memilih diri anda sendiri.
Tak semua orang layak untuk dengar cerita anda, apatah lagi memahami hati anda.

Anda tak perlu lagi berperang dalam medan yang tak pernah adil. Pilihlah ketenangan, pilihlah diri anda.

Sumber Facebook : Public Health Malaysia

Kita kalau cantik pun, sementara.Kalau hensem pun, sementara.Kalau kaya pun, sementara.Kalau sedih pun, sementara.Kalau bahagia pun, sementara.Kalau sihat pun, sementara.Kalau sakit pun, sementara.Kalau senang pun, sementara.Kalau susah pun, sementara.

Sementara sahaja kita hidup. Selepas mati, habislah semua yang sementara ini.

Kalau kita rasa penat sangat sekarang, takpe rehatlah sekejap. Sabar kena kuat dan berterusan sehinggalah kita mati. Kerana penat ini sementara. Setelah kita mati, berehat dan bersenang lenanglah selamanya. Kita akan berpindah ke Akhirat.

Pahit di dunia adalah kemanisan di Akhirat.

Yang kita kena hati-hati adalah manis dunia yang membawa kepada kepahitan di Akhirat.

Jadi jangan terlalu leka dengan kesenangan dunia. Bimbang-bimbang gantinya adalah kepahitan di Akhirat.


Kita memang nak kaya di dunia. Tapi bilamana kaya di dunia, bila sampai di Akhirat memang pahit.

Sebab apa?

Disoal siasat lama dan kena menunggu lama.

Pahit sangat!


Nak memberi itu pahit!

Kita kerja siang , malam, pagi, petang. Dapat duit kemudian kena bagi dekat orang. Nak bagi duit tu , nak keluarkan daripada hati terasa pahit. Tapi manisnya di Akhirat.

Kalau kita simpan duit tu dengan kita, memang kita rasa manis, tapi pahit di Akhirat.

Itu kalau halal.

Tapi kalau hasil kekayaan itu daripada menipu orang ?

Teramat-amatlah pahit di Akhirat.


“Bukan tak gembira, tapi kenapa ya hidup saya ni yang lebih banyaknya sedih. Bukan tak senang, tapi yang banyaknya susah.”

Itulah kehidupan dunia.

Kenapa saya kena banyak menangis?
Kerana itulah dunia.

Kenapa saya kena banyak bersusah-payah?
Kerana itulah dunia.

Kita tengok orang tu senang.

Ya ke dia senang?
Kita mana tahu?

Sebab hidup di dunia takkan mungkin sentiasa senang. Hidup di dunia takkan mungkin sentiasa sihat. Hidup di dunia takkan mungkin sentiasa bahagia.

Mungkin hari ni kita bahagia, esok belum tentu kita bahagia.

Apa makna bahagia?

Rasa cukup dengan apa yang ada.

Selagimana kita rasa tak pernah cukup, selagi itulah kita takkan pernah rasa bahagia.

Dan dunia ini tidak pernah cukup.

Manusia ni jika diberi segulung emas, dia nak 2 gunung emas. Kalau ada 2 gunung emas, dia nak 3 gunung emas. Itulah manusia.

Jika begitu perangai kita, kita takkan pernah rasa bahagia kerana bahagia itu salah satunya MERASA CUKUP.

Apa yang kurang pada diri kita adalah tidak merasa cukup.

Kekurangan kita adalah rasa tak cukup sentiasa. Itulah kekurangan kita dan menyebabkan kita tidak bahagia.


Wallahu’alam.
Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّٰهِ ٱلْعَلِيِّ ٱلْعَظِيمِ‎

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Sumber Facebook: yusnizayaziz

5 Rabiul Awwal 1446H
9 September 2024

BUAT BAIK TAK DIHARGAI, NIATLAH KEBAIKAN KERANA ALLAH

Selalu berkata, “Dunia memang macam tu.”

Kita kata, “.. saya elok-elok buat kerja.. tiba-tiba dia batal projek..” Itulah dunia. Ujiannya, supaya setiap kali datang ujian dunia kita mesti ingat, inilah dunia.

Kita dah rancang buat majlis kawin anak, buat sekian persiapan tiba-tiba ribut. Itulah dunia. Kita rancang nak berniaga, takda permit kena rampas. Berniaga takda tauliah, itulah dunia memang macam tu.

Bersabar, mintaklah pahala daripada ujian tadi dan Allah akan gantikan lebih baik.

Kita dah habis jaga orang ni, tapi dia boleh lari daripada kita.

Kita jaga dia elok-elok, tatang bagai minyak penuh dibalas tuba tak balas jasa.

Kita bagi madu, dia bagi tuba. Kita hulur dia dengan segala kebaikan, dia tikam belakang.

Maka itulah dunia. Sabar.

Sebab itu kita belajar bila kita buat baik, jangan ungkit jangan disebut-sebut nanti kita kecewa.

Bila kita buat baik.. orang-orang yang kita buat baik, tak hargai..? Itulah dunia, supaya kita buat baik itu kerana Allah kerana Allah akan hargai walau sebesar zarah.

Sumber Facebook :TOKKU PASIR GUDANG

DOA ITU IBADAT, SIAPA MENGHINAKAN DIRI MAKA ALLAH AKAN ANGKAT

Sufi, mereka melakukan ibadat tanpa rasa terbeban diri mereka, ataupun rasa susah. Inilah keindahan dalam ibadat.

Adapun yang nak bersufi, mereka ini berusaha buat dengan susah-payah tapi untuk kehendak diri mereka. Ini orang yang pura-pura bersufi. Mereka menzahirkan zuhud mereka tapi sebenarnya mereka ada kehendak di dunia.

Mereka ada benda yang mereka nak.

Kita sebutkan daripada permulaan, Sufi mengelakkan diri mereka melihat sesuatu pada kelebihan untuk diri mereka.

Contoh: berzikir, kenapa amal zikir ni?

Dia kata, “Saya amal zikir ni, kalau kena tetak saya takda apa.”

Tujuan zikir. Ditetak orang, digigit ular takda apa. Ular yang mati.
Zikir itu harus tapi ia jelas untuk diri.

Orang yang berzikir kepada Allah dengan maksud merendahkan diri kepada Allah, mentaati Allah ia berbeza natijahnya.

Contoh: Kenapa tuan-tuan berdoa?

“Kerana saya ada hajat yang belum terkabul.”

Dengan seorang yang berkata, “Saya berdoa kerana ia ibadat. Hajat saya dapat, atau tak dapat saya tak peduli. Doa itu ibadat.”

Ini disebutkan oleh Saidina Umar Al-Khattab, “Aku tak pernah peduli apakah aku dapat dengan apa yang aku doa itu, tapi yang paling aku peduli aku bimbang Allah Taala tak ilhamkan lagi aku berdoa (pintu ibadat ditutup).”

Kita tak kisah kalau doa kita Allah bagi atau tak bagi, kita akan tetap berdoa.

Hatta kita ni dah umur 60, 70 tahun kita tetap doa lagi semoga dapat anak-anak yang soleh. Walaupun kita takda anak. Walaupun kita takda suami, kita tetap doa:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami: perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertaqwa.”

(Surah Al-Furqan, 74)

Walaupun kita takda isteri, tapi tetap amal doa ni. Walaupun seorang itu takda –
Takda suami
Takda isteri
Takda zuriat, takda anak

Dia tetap doa kerana ia IBADAT.

Tuan-tuan dapat atau tak dapat dengan apa yang tuan-tuan doa, kita bercakap hakikat kesufian, maka itu bukan kepedulian kita. Itu kepedulian orang awam. Orang awam bila doa tak dapat maka dia taknak doa lagi.

Dia berhenti berdoa.
Maka dia jauh daripada Allah, dan rahmatNya.

Sedangkan bilamana dia berdoa, walaupun pada benda yang dia minta tak datang lagi.., hatta kalau tak datang terus maka Allah gantikan dengan rahmat Allah yang lebih baik daripada apa yang dia minta.

Tuan-tuan, tidak pernah orang yang mengangkat tangan kepada Allah, yang tidak pernah menjatuhkan rasa putus asa melainkan Allah cukupkan keperluannya lebih baik daripada apa yang dia nak dalam hidup.

Apa yang kita nak dalam hidup?
Kita ada perancangan dalam hidup, siapa pasangan, anak, apa pekerjaan – kita ada perancangan.

Kita nak rumah dekat mana,
Kita nak rumah besar mana.

Kita nak berkawan dengan siapa.

Semua ini kita cuba merancang, dan semua rancangan itu kita ikat dengan doa:

“Ya Allah Ya Tuhanku, berikanlah saya berjaya temuduga, berilah saya berjaya sekolah. Berilah anak saya berjaya universiti.”

Kita kata demikian.

Akhirnya kita lihat sebahagian doa kita tak dapat. Maka datang sifat putus-asa. Datang satu sifat merendahkan doa yang merupakan satu benda yang mulia. Tidak ada yang paling mulia yang Allah berikan kepada hambaNya selain daripada doa.

Doa, yang paling Allah suka.
Hamba yang berdoa Allah suka.

Sehingga para Rasul yang Allah dah beri segala-galanya tetap kekal berdoa. Hatta diberikan keutuhan agama dan dijanjikan tidak akan mereka berpaling, tetap Nabi SAW berdoa:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku dalam agamaMu.”

Walau Nabi telah dijamin takkan terbalik hatinya.

Bahkan Nabi SAW berdoa untuk Syurga walau Nabi SAW telah dijamin Syurga, tidak akan lari.

Nabi SAW mohon berlindung daripada Neraka, walau Rasulullah SAW dilindungi daripada Neraka, daripada awal lagi tapi Nabi SAW tetap berdoa, tetap sebut:

اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ النَّارِ

Rasulullah SAW melakukan doa, ibadat tertinggi.

Doa ada had, doa kalau hanya untuk meminta, ia rendah. Doa kalau untuk tujuan ibadat maka ia tinggi. Dan doa untuk menunjukkan kedekatan dengan Allah, maka ini jauh lebih tinggi.

Umpama, kalau tuan-tuan dapat mengadu secara terus (direct) dengan Wakil Rakyat.. rasa seronok?
Kita direct, tanpa orang tengah.

Tuan-tuan jumpa terus Perdana Menteri, cakap masalah.
Dia bagi atau tak, ini hal kemudian. Tapi seronok tak jumpa PM dan bercakap?

Dapat jumpa terus DYMM YDP Agong, jumpa terus Raja, cakap masalah tuan-tuan. Seronok? Biarpun dia tak peduli tapi kita dapat jumpa dia dan bercakap.

Dia dengar tu, kita jumpa dia tu satu kebesaran.

Kalau kita dah jumpa dan katakan kepada orang bahawa kita dah jumpa Tuanku, walau belum diambil apa-apa tindakan. Dah cerita masalah. Maka orang nak tahu siapa dia ini yang jumpa Tuanku?

Bagaimana orang yang mengadu kepada Allah?

“Saya dah doa kepada Allah.”

Sebab itu orang nak zalimi kita, kita katakan, “Saya doa pada Tuhan saya. Kezaliman awak, awak tidak akan terselamat.”

Sebab itu orang-orang ugut kita, dia yang mengambil hak kita waima mengambil hak secara hawa nafsu atau secara undang-undang, sedangkan itu hak kita. Dia ambil secara undang-undang.

Maka kita ingatkan dia dengan amaran, ingatkan dia dengan perintah Allah. Dengan mengatakan, “Saya dah mengadu kepada Allah. Kalau awak zalimi saya, awak takkan terlepas.”

Mereka bila kita cakap macam tu, mereka takut.
Kita semua hamba Allah.

Doa ini berada pada peringkat tertinggi, peringkat orang bawahan (bila berdoa) hanya nak (dimakbulkan). Bila tak dapat dia kata doa tak dapat lalu dia nak ke Mekah (berdoa di sana)? Dia nampak dia tak dapat. Dia pun pergi Mekah, cari tempat mustajab (doa). Akhir dia pergi jumpa Wali.

Akhir ada orang bertemu Wali-wali hanya untuk dia berdoa pada kehendak diri dia sementara.

Ada orang yang jumpa Wali, dikatakan dia nak cari jodoh kena jumpa Wali baru boleh. Sedangkan apa dia nak itu hanya kehendak hawa nafsu, sebenarnya bila kita angkat tangan, berdoa berharap kemuliaan yang Allah nak beri lebih daripada apa yang kita nak secara sebutan mulut.

Sebab itu para Nabi a.s mereka tidak melihat doa secara permintaan peribadi melainkan ia perhambaan kepada Allah. Doa ini perhambaan, kalau tuan-tuan angkat tangan sebagai hamba, tuan-tuan akan rasa kelazatan.

Tapi angkat tangan sebagai peminta semata-mata, tuan-tuan akan rasa rendahnya sebagaimana peminta sedekah dia mintak. Tanya orang mintak sedekah, kenapa dia masih mintak. Apa dia rasa bila mintak?

Dia rasa mulia?
Tak. Dia rasa hina.
Hina dia bukan menjadikan dia mulia tapi lebih hina.

Bila kita hinakan diri kita di hadapan Allah.. itu tanda Allah nak muliakan kita. Allah Taala bila melihat hambaNya yang menghina diri, Allah akan angkat. Tapi bila Allah melihat hambaNya mengangkat dirinya maka Allah akan jatuhkan.

Ia berdasarkan hadis, Rasulullah SAW menyatakan “Allah mewahyukan kepada aku supaya kamu merendahkan diri. Siapa yang merendahkan dirinya kerana Allah, Allah angkat dia.”

Ini nilai doa dalam kehidupan orang beriman.

Sumber Facebook : TOKKU PASIR GUDANG

AL-QURAN ADALAH PETUNJUK BAGI ORANG YANG BERTAQWA

Firman Allah SWT :

ذٰ لِكَ الۡڪِتٰبُ لَا رَيۡبَ ۛۚ ۖ فِيۡهِ ۛۚ هُدًى لِّلۡمُتَّقِيۡنَۙ‏

Maksudnya : Kitab Al-Quran ini, tidak ada keraguan padanya (tentang datangnya dari Allah dan tentang sempurnanya); ia petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertaqwa.

Pada ayat 2, surah Al-Baqarah ini, Allah SWT memberi satu penjelasan agar kita semua yakin bahawa hidayah itu adalah Al-Quran. Kita jangan ragu dengan Al-Quran dan ia adalah petunjuk yang menjadikan seseorang itu bertaqwa.

Untuk menjadikan Al-Quran itu hidayah yang terkesan pada jiwa, maka kita perlu memahami ayat-ayat yang ditermaktub di dalam Quran.

Justeru itu, adalah penting kita untuk belajar tadabbur Al-Quran kerana dengan memahami maksud Al-Quran itu ia akan membawa jiwa kita kepada ketaqwaan.

Saya cadangkan kepada friends dan followers agar follow page Ghulam Al Dakwah (GAD) untuk mengikuti perkongsian ilmu secara online oleh Al-Fadhil Ustaz Muein Abdul Rahaman. Sangat baik kupasan dan hujjah beliau di dalam menjelaskan secara lengkap isi kandung Al-Quran.

~MRJ

Sumber Facebook : MRJ