Ada masa…kita dah cuba buat yang terbaik.Kita dah ikhlas, kita dah jaga hati orang.Tapi tetap ada yang tak suka, tetap ada yang mencari salah.

Lebih pedih bila orang balas dengan kejahatan,
hingga kita tertanya… “Apa salah aku sebenarnya?”

Hakikatnya, bukan semua hati kita mampu puaskan.
Dan bukan semua orang mampu lihat kebaikan yang kita sedang pertahankan.

Maka… lepaskan.
Jangan simpan luka itu lama-lama.
Serahkan pada Allah.
Biarlah Dia yang uruskan balasan, kerana Dia Maha Adil.

Allah sudah berfirman:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya dari Allah.”
(Surah Asy-Syura: 40)

Teruskan hidup dengan sabar dan ikhlas.
Kerana Allah tahu segalanya, meski manusia tak pernah balas.

(Kenangan di atas train bersama ayahanda bonda jemaah haji fiddi Felda Travel. 40 hari yang masih harum bau rindunya untuk dicium. Semoga Allah jaga mereka semuanya baik2 sahaja)

Sumber FB : Ustazah Nazirah Abu Bakar

Bagaimana cara menghadapinya dengan elegan tanpa kehilangan harga diri? Berikut tips dan trik lengkap yang bisa kamu terapkan:

  1. Tetap Tenang dan Jangan Terpancing
    Reaksi pertama saat diremehkan biasanya adalah emosi—marah, kesal, atau ingin membalas. Tapi, justru di sinilah kesempatanmu menunjukkan kedewasaan. Tarik napas dalam-dalam, tetap tenang, dan jangan biarkan kata-kata mereka mengontrol perasaanmu. Orang yang meremehkan seringkali mencari reaksi, dan ketika kamu tidak memberikannya, mereka justru kehilangan bahan untuk terus merendahkanmu.
  2. Tunjukkan Prestasi Nyata, Bukan Omong Kosong
    Daripada sibuk membalas ucapan merendahkan, fokuslah pada tindakan. Buktikan dengan karya, pencapaian, atau perkembangan dirimu yang nyata. Orang-orang akan kesulitan meremehkanmu ketika mereka melihat konsistensi dan hasil kerjamu. Di era sekarang, di mana segala sesuatu bisa diverifikasi lewat portofolio, medsos profesional, atau track record, biarkan pencapaianmu yang berbicara.
  3. Gunakan Humor untuk Melunakkan Situasi
    Humor adalah senjata ampuh menghadapi sikap merendahkan. Alih-alih tersinggung, balas dengan candaan yang cerdas. Misalnya, jika seseorang berkata kamu kayaknya nggak bisa ngapa-ngapain, deh, kamu bisa jawab dengan santai, iya, makanya aku belajar dari kamu yang kayaknya bisa ngapa-ngapain. Dengan begitu, kamu tidak terlihat defensif, tapi juga tidak membiarkan dirimu diinjak-injak.
  4. Jadikan Kritik sebagai Bahan Evaluasi Diri
    Tidak semua ucapan meremehkan berasal dari niat buruk. Kadang, ada kritik yang terselip meski disampaikan dengan cara kurang baik. Coba ambil sisi positifnya—apakah ada hal yang memang perlu kamu perbaiki? Jika iya, jadikan motivasi. Jika tidak, abaikan saja. Di era informasi seperti sekarang, kemampuan memfilter omongan orang adalah keterampilan penting.
  5. Batasi Interaksi jika Diperlukan
    Jika seseorang terus-menerus meremehkanmu tanpa alasan jelas, mungkin ini saatnya menjauh. Kamu tidak perlu memaksakan diri berteman atau berinteraksi dengan orang yang toxic. Lingkungan yang sehat akan membantumu tumbuh lebih baik. Di zaman sekarang, di mana mental health sudah jadi perhatian besar, memilih pergaulan adalah bentuk self-care.
  6. Tingkatkan Kepercayaan Dirimu
    Seringkali, orang meremehkan karena mereka sendiri insecure. Jika kamu percaya diri, omongan mereka tidak akan menggoyahkanmu. Mulailah dengan mengapresiasi dirimu sendiri, mengembangkan skill baru, atau bergaul dengan orang-orang yang mendukungmu. Semakin kuat mentalmu, semakin kecil pengaruh ucapan negatif orang lain.
  7. Ingat: Kesuksesan adalah Balas Dendam Terbaik
    Daripada membuang energi untuk membalas omongan orang, lebih baik fokus pada tujuanmu. Ketika kamu sukses, mereka yang dulu meremehkan akan terdiam sendiri. Di dunia yang serba kompetitif seperti sekarang, action speaks louder than words.

Penutup
Menghadapi orang yang meremehkan memang tidak mudah, tapi dengan pendekatan yang elegan, kamu justru bisa keluar sebagai pemenang. Jadikan setiap cibiran sebagai batu loncatan, bukan penghalang. Yang terpenting, tetaplah menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri—karena pada akhirnya, hidupmu bukan tentang mereka, tapi tentang bagaimana kamu menanggapi setiap tantangan dengan bijak.

Semoga tips ini membantumu menghadapi situasi sulit dengan lebih percaya diri!

Disukai orang lain merupakan suatu kebahagian yang hanya kita sendiri merasakannya. Melihat orang senang bertemu dengan kita saja, sudah membuat suasana hati berbunga-bunga.

Nah, untuk membuat orang lain senang bertemu dengan kita tentunya ada beberapa cara yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bagaimana sikap kita yang mempengaruhi perasaan orang lain.

Untuk membuat orang lain senang bertemu denganmu, ada beberapa sikap yang bisa kamu tunjukkan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Ramah dan Hangat.
    Tunjukkan sikap ramah dan hangat ketika bertemu dengan orang lain. Sapa mereka dengan senyum dan salam yang ramah. Sikap yang positif dan penuh kehangatan akan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai.
  2. Pendengar.
    Ketika berbicara dengan orang lain, tunjukkan ketertarikan pada apa yang mereka katakan. Dengarkan dengan penuh perhatian dan hindari interupsi yang tidak perlu. Ini akan membuat orang lain merasa dihargai dan penting.
  3. Empati.
    Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. Menunjukkan empati akan membuat orang lain merasa didengar dan dipahami, sehingga mereka akan merasa nyaman berbicara denganmu.
  4. Tidak Menghakimi.
    Jaga sikap terbuka dan hindari menghakimi orang lain berdasarkan penampilan, latar belakang, atau pandangan mereka. Menghormati perbedaan pendapat akan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai sebagai individu.
  5. Memberi Dukungan.
    Jika ada kesempatan, bantu orang lain dengan memberikan dukungan atau bantuan yang mereka butuhkan. Sikap empati dan kepedulian akan membuat mereka merasa dihargai dan senang bertemu denganmu.
  6. Menunjukkan Minat.
    Tanyakan tentang hobi, minat, atau kegiatan kesukaan orang lain. Tunjukkan minat dan apresiasi pada hal-hal yang mereka sukai. Ini akan membantu menciptakan ikatan dan membuat mereka senang berbicara denganmu.
  7. Sikap Sopan.
    Selalu bersikap sopan dan menghormati orang lain, termasuk pada saat berbicara, berinteraksi, atau bekerja sama. Sikap sopan akan membawa kebaikan dalam setiap pertemuan.
  8. Jujur
    Ketika berbicara dengan jujur, kamu akan mencegah konflik dan kesalahpahaman yang mungkin muncul karena informasi yang salah atau tersembunyi. Jujur membantu menciptakan keharmonisan dalam hubungan dan membuat orang lain merasa nyaman berbicara denganmu.

Sikap jujur memancarkan kesederhanaan, karena kamu tidak mencoba menyembunyikan siapa dirimu atau berpura-pura menjadi orang lain. Ini membuat orang lain merasa lebih mudah untuk berinteraksi denganmu karena mereka merasa kamu adalah versi diri yang autentik.

Sumber FB : Kasih Tulus 16/8/2025

Tutup semua cerita hidup kita dengan Allah.

Allah sebagai penutup segala kisah, tempat akhir segala pengaduan dan destinasi terakhir setiap perjalanan jiwa.

Mengajak kita untuk tidak bergantung kepada manusia tetapi menyerahkan seluruh cerita hidup kepada Tuhan yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Tutup semua cerita hidup kita dengan Allah,
bukan dengan manusia, bukan dengan dunia
tapi dengan Tuhan yang mencipta segalanya-galanya.

Cerita luka
Cerita gembira.
Cerita kecewa.
Cerita harapan.

Semua itu, serahkan kepada-Nya.

Kerana hanya Allah yang faham,
tanpa perlu diperjelaskan,
hanya Allah yang tahu,
tanpa perlu diceritakan.

Akhirnya, kita akan kembali kepada-Nya.
Maka biarlah cerita hidup kita, berakhir dengan reda-Nya, cinta-Nya dan keampunan-Nya.

Tutup semua cerita dengan syukur, doa yang tulus dan hati yang pasrah.

Cerita kita semuanya tentang kesan perbuatan Allah atas setiap perkara.

.

Kuliah Ustaz Baihaqi di Pondok Cahaya

.

Dik, kadang-kadang senjata paling kuat dalam hidup ni… bukan mulut, tapi diam.

Bukan sebab kita kalah.
Bukan sebab kita tak mampu lawan.
Tapi sebab kita sedar, tak semua pertempuran perlu kita sertai.

Ada orang, bila kita jawab, dia tak dengar.
Bila kita terangkan, dia tak nak faham.
Bila kita cuba betulkan, dia cari lagi silap kita untuk menang.

Kalau kita terus layan, akhirnya kita bukan saja penat, tapi kita kehilangan diri sendiri dalam perbualan yang tak pernah habis.

Diam bukan bermaksud kita setuju.
Diam tu kadang tanda kita pilih untuk simpan tenaga kita untuk benda yang lebih penting.

Allah dah pesan dalam Al-Quran, “Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang selamat.” (Surah Al-Furqan, 25:63)

Maknanya, bukan semua orang layak kita habiskan masa untuk berdebat.

Kalau kita jawab dengan cara yang baik atau kita pilih untuk tidak membalas langsung, itu pun satu bentuk kemenangan.

Tapi Abang nak ingatkan… jangan guna “diam” sebagai alasan untuk lari dari tanggungjawab.

Kalau kita salah, mengaku.
Kalau kita kena perbaiki, buat.

Diam tu hanya berharga bila kita gunakannya pada masa yang tepat dik, masa yang akan selamatkan maruah dan hati kita.

Kadang… diam tu bukan tanda kau lemah, tapi tanda kita cukup kuat untuk tak perlu buktikan apa-apa pada sesiapa.

Sebab kita tahu, masa dan perbuatan kita akan bercakap lebih kuat dari seribu ayat.

Setuju?

.
.
Sumber FB : Shauqi Hasan
Justice for Zara.