Bagaimana cara menghadapinya dengan elegan tanpa kehilangan harga diri? Berikut tips dan trik lengkap yang bisa kamu terapkan:

  1. Tetap Tenang dan Jangan Terpancing
    Reaksi pertama saat diremehkan biasanya adalah emosi—marah, kesal, atau ingin membalas. Tapi, justru di sinilah kesempatanmu menunjukkan kedewasaan. Tarik napas dalam-dalam, tetap tenang, dan jangan biarkan kata-kata mereka mengontrol perasaanmu. Orang yang meremehkan seringkali mencari reaksi, dan ketika kamu tidak memberikannya, mereka justru kehilangan bahan untuk terus merendahkanmu.
  2. Tunjukkan Prestasi Nyata, Bukan Omong Kosong
    Daripada sibuk membalas ucapan merendahkan, fokuslah pada tindakan. Buktikan dengan karya, pencapaian, atau perkembangan dirimu yang nyata. Orang-orang akan kesulitan meremehkanmu ketika mereka melihat konsistensi dan hasil kerjamu. Di era sekarang, di mana segala sesuatu bisa diverifikasi lewat portofolio, medsos profesional, atau track record, biarkan pencapaianmu yang berbicara.
  3. Gunakan Humor untuk Melunakkan Situasi
    Humor adalah senjata ampuh menghadapi sikap merendahkan. Alih-alih tersinggung, balas dengan candaan yang cerdas. Misalnya, jika seseorang berkata kamu kayaknya nggak bisa ngapa-ngapain, deh, kamu bisa jawab dengan santai, iya, makanya aku belajar dari kamu yang kayaknya bisa ngapa-ngapain. Dengan begitu, kamu tidak terlihat defensif, tapi juga tidak membiarkan dirimu diinjak-injak.
  4. Jadikan Kritik sebagai Bahan Evaluasi Diri
    Tidak semua ucapan meremehkan berasal dari niat buruk. Kadang, ada kritik yang terselip meski disampaikan dengan cara kurang baik. Coba ambil sisi positifnya—apakah ada hal yang memang perlu kamu perbaiki? Jika iya, jadikan motivasi. Jika tidak, abaikan saja. Di era informasi seperti sekarang, kemampuan memfilter omongan orang adalah keterampilan penting.
  5. Batasi Interaksi jika Diperlukan
    Jika seseorang terus-menerus meremehkanmu tanpa alasan jelas, mungkin ini saatnya menjauh. Kamu tidak perlu memaksakan diri berteman atau berinteraksi dengan orang yang toxic. Lingkungan yang sehat akan membantumu tumbuh lebih baik. Di zaman sekarang, di mana mental health sudah jadi perhatian besar, memilih pergaulan adalah bentuk self-care.
  6. Tingkatkan Kepercayaan Dirimu
    Seringkali, orang meremehkan karena mereka sendiri insecure. Jika kamu percaya diri, omongan mereka tidak akan menggoyahkanmu. Mulailah dengan mengapresiasi dirimu sendiri, mengembangkan skill baru, atau bergaul dengan orang-orang yang mendukungmu. Semakin kuat mentalmu, semakin kecil pengaruh ucapan negatif orang lain.
  7. Ingat: Kesuksesan adalah Balas Dendam Terbaik
    Daripada membuang energi untuk membalas omongan orang, lebih baik fokus pada tujuanmu. Ketika kamu sukses, mereka yang dulu meremehkan akan terdiam sendiri. Di dunia yang serba kompetitif seperti sekarang, action speaks louder than words.

Penutup
Menghadapi orang yang meremehkan memang tidak mudah, tapi dengan pendekatan yang elegan, kamu justru bisa keluar sebagai pemenang. Jadikan setiap cibiran sebagai batu loncatan, bukan penghalang. Yang terpenting, tetaplah menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri—karena pada akhirnya, hidupmu bukan tentang mereka, tapi tentang bagaimana kamu menanggapi setiap tantangan dengan bijak.

Semoga tips ini membantumu menghadapi situasi sulit dengan lebih percaya diri!

Disukai orang lain merupakan suatu kebahagian yang hanya kita sendiri merasakannya. Melihat orang senang bertemu dengan kita saja, sudah membuat suasana hati berbunga-bunga.

Nah, untuk membuat orang lain senang bertemu dengan kita tentunya ada beberapa cara yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bagaimana sikap kita yang mempengaruhi perasaan orang lain.

Untuk membuat orang lain senang bertemu denganmu, ada beberapa sikap yang bisa kamu tunjukkan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Ramah dan Hangat.
    Tunjukkan sikap ramah dan hangat ketika bertemu dengan orang lain. Sapa mereka dengan senyum dan salam yang ramah. Sikap yang positif dan penuh kehangatan akan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai.
  2. Pendengar.
    Ketika berbicara dengan orang lain, tunjukkan ketertarikan pada apa yang mereka katakan. Dengarkan dengan penuh perhatian dan hindari interupsi yang tidak perlu. Ini akan membuat orang lain merasa dihargai dan penting.
  3. Empati.
    Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. Menunjukkan empati akan membuat orang lain merasa didengar dan dipahami, sehingga mereka akan merasa nyaman berbicara denganmu.
  4. Tidak Menghakimi.
    Jaga sikap terbuka dan hindari menghakimi orang lain berdasarkan penampilan, latar belakang, atau pandangan mereka. Menghormati perbedaan pendapat akan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai sebagai individu.
  5. Memberi Dukungan.
    Jika ada kesempatan, bantu orang lain dengan memberikan dukungan atau bantuan yang mereka butuhkan. Sikap empati dan kepedulian akan membuat mereka merasa dihargai dan senang bertemu denganmu.
  6. Menunjukkan Minat.
    Tanyakan tentang hobi, minat, atau kegiatan kesukaan orang lain. Tunjukkan minat dan apresiasi pada hal-hal yang mereka sukai. Ini akan membantu menciptakan ikatan dan membuat mereka senang berbicara denganmu.
  7. Sikap Sopan.
    Selalu bersikap sopan dan menghormati orang lain, termasuk pada saat berbicara, berinteraksi, atau bekerja sama. Sikap sopan akan membawa kebaikan dalam setiap pertemuan.
  8. Jujur
    Ketika berbicara dengan jujur, kamu akan mencegah konflik dan kesalahpahaman yang mungkin muncul karena informasi yang salah atau tersembunyi. Jujur membantu menciptakan keharmonisan dalam hubungan dan membuat orang lain merasa nyaman berbicara denganmu.

Sikap jujur memancarkan kesederhanaan, karena kamu tidak mencoba menyembunyikan siapa dirimu atau berpura-pura menjadi orang lain. Ini membuat orang lain merasa lebih mudah untuk berinteraksi denganmu karena mereka merasa kamu adalah versi diri yang autentik.

Sumber FB : Kasih Tulus 16/8/2025

Tutup semua cerita hidup kita dengan Allah.

Allah sebagai penutup segala kisah, tempat akhir segala pengaduan dan destinasi terakhir setiap perjalanan jiwa.

Mengajak kita untuk tidak bergantung kepada manusia tetapi menyerahkan seluruh cerita hidup kepada Tuhan yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Tutup semua cerita hidup kita dengan Allah,
bukan dengan manusia, bukan dengan dunia
tapi dengan Tuhan yang mencipta segalanya-galanya.

Cerita luka
Cerita gembira.
Cerita kecewa.
Cerita harapan.

Semua itu, serahkan kepada-Nya.

Kerana hanya Allah yang faham,
tanpa perlu diperjelaskan,
hanya Allah yang tahu,
tanpa perlu diceritakan.

Akhirnya, kita akan kembali kepada-Nya.
Maka biarlah cerita hidup kita, berakhir dengan reda-Nya, cinta-Nya dan keampunan-Nya.

Tutup semua cerita dengan syukur, doa yang tulus dan hati yang pasrah.

Cerita kita semuanya tentang kesan perbuatan Allah atas setiap perkara.

.

Kuliah Ustaz Baihaqi di Pondok Cahaya

.

Dik, kadang-kadang senjata paling kuat dalam hidup ni… bukan mulut, tapi diam.

Bukan sebab kita kalah.
Bukan sebab kita tak mampu lawan.
Tapi sebab kita sedar, tak semua pertempuran perlu kita sertai.

Ada orang, bila kita jawab, dia tak dengar.
Bila kita terangkan, dia tak nak faham.
Bila kita cuba betulkan, dia cari lagi silap kita untuk menang.

Kalau kita terus layan, akhirnya kita bukan saja penat, tapi kita kehilangan diri sendiri dalam perbualan yang tak pernah habis.

Diam bukan bermaksud kita setuju.
Diam tu kadang tanda kita pilih untuk simpan tenaga kita untuk benda yang lebih penting.

Allah dah pesan dalam Al-Quran, “Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang selamat.” (Surah Al-Furqan, 25:63)

Maknanya, bukan semua orang layak kita habiskan masa untuk berdebat.

Kalau kita jawab dengan cara yang baik atau kita pilih untuk tidak membalas langsung, itu pun satu bentuk kemenangan.

Tapi Abang nak ingatkan… jangan guna “diam” sebagai alasan untuk lari dari tanggungjawab.

Kalau kita salah, mengaku.
Kalau kita kena perbaiki, buat.

Diam tu hanya berharga bila kita gunakannya pada masa yang tepat dik, masa yang akan selamatkan maruah dan hati kita.

Kadang… diam tu bukan tanda kau lemah, tapi tanda kita cukup kuat untuk tak perlu buktikan apa-apa pada sesiapa.

Sebab kita tahu, masa dan perbuatan kita akan bercakap lebih kuat dari seribu ayat.

Setuju?

.
.
Sumber FB : Shauqi Hasan
Justice for Zara.

Ketika kamu sombong dengan apa yang ALLAH berikan kepada kamu, rasa lebih, rasa mulia dengan ilmu kamu, pangkat kamu, jawatan kamu, rasa mulia dengan gelaran yang diberikan kepada kamu dan kamu mudah memandang rendah kepada orang lain, kamu mudah memandang hina kepada orang lain yang tidak setanding dengan kamu, kalau penyakit-penyakit itu masih ada di dalam diri kamu, ertinya apa?

Bererti ayat Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in ini tak hidup dalam diri kamu.

Dan ketikamana kamu sandarkan amal kamu dari kamu, dan kamu sandarkan amal itu kepada kamu, lalu kamu merasa kamulah yang memiliki amal itu, bererti ayat Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in tidak benar-benar lagi sebati di dalam seluruh urat dagingmu, saluran darahmu dan tulang belulangmu. Kerana kamu masih bersandar kepada keakuanmu.

Kalau masih sombong lagi dengan apa yang kamu ada, bererti ayat Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in belum hidup dalam dirimu walaupun kamu baca 17 kali sehari semalam. Kamu hanya sekadar baca Surah Al-Fatihah namun ayat-ayat di dalam Surah Al-Fatihah itu tidak hidup di dalam dirimu.

Pada ayat Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in adalah ayat kehambaan. Ayat yang menyatakan benar-benar kita faqir dan kita sentiasa berhajat kepada ALLAH. Tanpa bantuan daripada ALLAH, tak mampu kita beribadah kepada ALLAH.

ALLAH berikan kita boleh beribadah kepada ALLAH, itu atas izin ALLAH. ALLAH yang izinkan kita untuk bangun malam. ALLAH yang izinkan kita untuk baca Al-Quran. ALLAH yang izinkan kita untuk berzikir. ALLAH yang izinkan kita untuk melangkah ke masjid. ALLAH yang izinkan kita untuk hadir majlis ilmu. Semuanya dengan izin ALLAH kerana simpati-NYA, kerana kasih sayang-NYA. Kerana semuanya dari izin ALLAH maka tak perlu untuk kita sombong. Tak perlu untuk kita angkuh. Tak perlu untuk kita rasa lebih. Tak perlu untuk kita rasa mulia dengan amal ibadah yang kita lakukan.

Jika kita masih rasa mulia dengan apa yang ada pada diri kita, maka ayat Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in belum benar-benar hidup dalam diri kita walaupun kita baca 17x sehari semalam.

Setiap saat kita kena duduk pada makam kehambaan.

Siapa pun kamu, apapun jua jawatan dan gelaran kamu, nikmat pangkat dan segalanya yang ALLAH berikan kepada kamu namun batinmu kekal sebagai jiwa kehambaan. Orang yang memiliki jiwa kehambaan adalah orang yang sentiasa berhajat kepada ALLAH dan sentiasa berhajat kepada pertolongan ALLAH. Dia sentiasa mengharapkan bantuan daripada ALLAH. Setiap helaan nafasnya sentiasa berhajat kepada pertolongan ALLAH dan rahmat ALLAH. Dia tidak akan sombong dengan apa yang ALLAH berikan kepadanya.

Tanda cinta dan kasihmu pada Nabi, adakah dijiwamu terbit sifat-sifat kehambaan?

Tanda benar-benar rindumu pada Nabi SAW, adakah terbit pada jiwamu sifat-sifat kehambaan?

Kerana jiwa Nabi adalah jiwa kehambaan.

Tanda benar-benar kamu mencintai Nabi, kamu ikut Nabi, tanda benar kamu kasih pada Nabi perlukan pembuktian. Tidak cukup sekadar berkata,

“Aku cinta Nabi. Aku ikut Nabi. Aku kasih Nabi.”

Tapi perlu diterjemahkan dalam kehidupan dan akhlak harianmu.

Kalau benar cahaya Nabi ada di dalam hatimu , maka yang akan terbit dari dirimu adalah akhlak kehambaan.

Orang yang memiliki sifat kehambaan, dia akan memiliki darjat yang tinggi.

Zikirmu, selawatmu, ibadahmu, ketaatanmu, mujahadahmu, riadahmu terbit sifat kehambaan. Dengan sifat kehambaan, dia merasa dirinya faqir dan hina disisi ALLAH. Sentiasa dia berhajat kepada ALLAH. Sentiasa dia mengharapkan pertolongan ALLAH.

Dia boleh beribadah, dia tak sandarkan ibadahnya kepada dirinya. Dia boleh beramal, dia tak sandarkan amalnya itu kepada dirinya. Dia boleh berdakwah, dia boleh mengajar, dia boleh menyampaikan ilmu, dia tak sandarkan pada dirinya. Dia boleh mengerjakan apa jua ketaatan, apa jua kebajikan, dia tak sandarkan pada dirinya. Dia sentiasa sandarkan segala-galanya dan kembalikan kepada ALLAH. Dia tenggelam dalam makam LAA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL ‘ADZIM. Sentiasa dia bergantung kepada ALLAH SWT.

Di sebalik penghayatan Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in , duduklah kamu pada makam kehambaan. Ketika benar-benar kamu duduk pada makam kehambaan, di situlah ALLAH akan memberikan pertolongan. Selagi kamu duduk pada titik kerendahan disisi ALLAH, disitulah ALLAH akan berikan pertolongan dalam hidupmu.

Sebagai seorang hamba, kita sedar kita tidak ada kekuatan dan kita tidak ada keupayaan. Kita tenggelam dan berada dalam makam LAA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL ‘ADZIM.

Lemahnya kita. Dhoifnya kita. Tidak ada kemampuannya kita. Semakin kita merendahkan diri di hadapan ALLAH, semakin ALLAH campakkan nikmat makrifat, nikmat kelazatan, nikmat kemanisan dalam kita melakukan ibadah kepada ALLAH SWT.


Wallahu’alam.
Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَ لآ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّٰهِ ٱلْعَلِيِّ ٱلْعَظِيمِ‎

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

yusnizayaziz

drumay

5 Safar 1447H
30 Julai 2025

Disalin Semula Dari FB : Yusniza Aziz

“Bila Kita Letak Allah No. 1, Semua Yang Lain Akan Teratur Sendiri”


Kadang kita terlalu sibuk kejar dunia
Sampai lupa letak Allah di tempat yang utama

Kita bangun pagi terus buka phone, tengok WhatsApp, email kerja
Kita keluar rumah tanpa sempat angkat tangan minta perlindungan
Kita urus hidup seolah-olah kita pemilik rezeki dan takdir

Lalu bila hidup mula berserabut
Duit tak cukup
Hati tak tenang
Anak makin susah dengar cakap
Baru kita tanya, “Apa yang kurang?”

Jawapannya jelas.
Kita dah terbalikkan susunan hidup.

Sebab itu dalam Surah At-Talaq ayat 2-3, Allah beri janji luar biasa:

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan jadikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya.”

Ayat ini turun untuk orang yang hidupnya sempit
Tapi Allah janji: letak Dia di tempat pertama, Dia akan buka jalan rezeki dan jalan keluar

Apa maksud letak Allah No. 1?

Bukan semata-mata solat
Tapi solat diawal waktu, dengan hati yang hadir

Bukan hanya doa bila susah
Tapi doa walaupun tengah senang

Bukan hanya sebut “Ya Allah” bila tersepit
Tapi sebut “Alhamdulillah” bila diberi nikmat kecil yang orang lain tak nampak

Bila Allah jadi keutamaan, yang lain akan ikut susun sendiri
Hati jadi lapang
Kerja lebih teratur
Keluarga jadi lebih tenang
Rezeki datang tanpa kita kejar

Ulama seperti Imam Ibn Qayyim menyebut:
“Siapa yang sibukkan dirinya dengan Allah, Allah akan cukupkan semua keperluannya tanpa dia minta.”


Kalau hari ini hidup kita terasa tak teratur
Mungkin Allah sedang panggil kita untuk susun semula prioriti

Mulakan dengan perkara asas.
Doa. Zikir. Istighfar. Solat tepat waktu
Amalan-amalan kecil yang besar nilainya di sisi Allah

Dan kalau anda perlukan panduan ringkas untuk bantu istiqamah
Ada satu ebook yang boleh bantu anda mula hari ini


📘 EBOOK RM1 – PANDUAN DOA, ZIKIR & AMALAN MURAH REZEKI
Termasuk 25 ebook lain: solat sunat, taubat, umrah, Ramadhan dan banyak lagi
RM1 untuk 1 ebook. Boleh pilih ikut tajuk yang anda perlukan
https://wa.me/60134588163?text=ebookCeramah


📢 Join Telegram Channel Ceramah Ustaz & Ustazah
https://t.me/ceramahustazdanustazah

Kisah Tentang Solat

Solat itu indah.
Ia tidak memilih siapa yang mengangkat takbir.
Bukan hanya untuk si kaya yang berharta,
bukan juga hanya untuk mereka yang berkuasa.

Jika zakat hanya wajib untuk yang mampu,
maka solat pula adalah untuk semua..
tanpa syarat, kepada yang baligh
dan cukup akal.

Di sejadah yang sama,
si miskin dan si hartawan berdiri sederet.
Tiada kelebihan pada pangkat,
tiada kemuliaan pada harta.
Dalam solat, semua ego runtuh,
semua darjat hilang.
Yang membezakan mereka hanyalah takwa..
bukan status dunia.

Solat itu mudah,
tak perlu duit, tak perlu bekal.
Bumi ini cukup luas,
untuk kita sujud tanpa bayaran.

Bukan semua mampu ke Mekah,
tapi semua mampu menunaikan solat.
Inilah ibadah tanpa modal,
tapi keuntungannya,
hanya Allah yang tahu.

Solat bukan sekadar ibadah harian
ia adalah kunci pertama ke syurga.
Di akhirat kelak, ia akan menjadi amalan pertama yang Allah hisab.
Jika baik solatnya,
maka baiklah segala amal yang lain.
Jika rosak solatnya,
maka rosaklah amal-amal selepasnya.

Solatlah tiket utama menuju keredhaan Ilahi.
Maka, sesiapa pun boleh memiliki kunci ini
asalkan dia menjaga solatnya.

Bersolatlah.
Kerana di situlah bermulanya jalan pulang.
Pulang ke jalan yang betul
Pulang ke dakapan Tuhan
Pulang ke kampung abadi
Dengan tenang dan bahagia hakiki.

Love,
Ciktun ❤️

..dah jadi pebret spot dia 🫠

Sumber FB : Yaya Mohamad

Telah Tiba Masa Kita Banyakkan Puasa .

Melihat keadaan umat di G, rasa satu keaiban untuk hidup dalam kemewahan dan keselesaan.
Berkali-kali lalu di medsos kita ,
gambar mereka ditembak rambang waktu nak ambil bantuan makanan.
Ada yang mati dalam barisan kerana kebuluruan.
Yang paling sadis , ada yang berdoa untuk dijemput Allah,
dengan badan yang lemah, melangkah perlahan ke arah bantuan…
akhirnya rebah, ditembak.

Mereka tak minta banyak.
Cuma sesuap roti.
Dan kita… terlalu banyak untuk dikira, tapi terlalu sukar untuk merasa.

Mungkin ini waktunya kita memperbanyakkan puasa.
Bukan kerana fatwa.
Bukan kerana sunnah literal.
Tapi kerana kita malu untuk kenyang saat mereka lapar.

Puasa ini ,
ialah tanda kebersamaan,
ialah munajat dalam bentuk tubuh,
ialah jeritan jiwa tanpa suara.

Benar, tiada amalan sunnah seperti ini yang diajarkan secara langsung oleh Rasulullah ﷺ.
Tetapi sirah itu hidup.
Dan dalam sirah itu, para Nabi dan orang soleh ,
memilih lapar sebelum kenyang,
memilih gelap sebelum cahaya,
memilih mujahadah sebelum nikmat.

Nabi Musa berpuasa 40 hari sebelum membawa risalah kepada umat yang dizalimi.
Nabi Yunus lapar dalam perut ikan, menangis kerana meninggalkan umatnya.
Nabi Muhammad ﷺ sendiri mengikat dua batu ketika umatnya ikat satu.
Bukan kerana tak mampu makan,
tetapi kerana tak sanggup kenyang sendirian.

Puasa kita tak mengenyangkan mereka.
Tapi mungkin…
ia menjadikan kita lebih layak berdoa.
Lebih layak merasa.
Lebih layak jadi saudara.

Dan mungkin… ia sedikit demi sedikit
menyembuhkan luka umat yang kita tak mampu sentuh dengan tangan..

Puasa kita Masih ada ruang iftarnya , Maka iftarlah bersama dengan doa Jujur untuk mereka disana.

Sumber FB : Abu Hajjar

Aku Dan Malam Yang Tak Pernah Aku Jadikan Qiam

Kadang aku duduk sendirian selepas Subuh, termenung memikirkan mengapa hati ini semakin tumpul.

Mengapa zikir terasa kering, mengapa khutbahku
hanya berbekas di telinga orang lain tetapi tidak
di dalam hatiku sendiri?

Aku teringat kata-kata guruku di Makkah dulu:

“Jika hatimu mula keras, bangunlah malam.
Tangislah dalam gelap. Sujudlah di sejadah yang sunyi.
Kerana di situlah tempat malaikat menampal semula robekan hatimu yang hancur.”

Namun hatiku tak kunjung lembut.

Malam-malamku masih sama—bertemankan telefon pintar,
bukan mushaf.

Ditemani suara YouTube, bukan tahajjud.

Wahai malam,
Kenapa engkau terlalu sabar menantiku?

Bukankah sudah beribu malam engkau bentangkan
tikar langit, tapi aku tidak kunjung datang?

Lalu aku bertanya kepada Tuhan dalam hati:

“Ya Allah, mengapa aku tidak mampu bangun
walaupun aku tahu Engkau menunggu?”

Dan jawapan itu hadir diam-diam dalam mimpi semalam,
aku berdiri di tengah padang Mahsyar,
dan ada suara berkata:

“Engkau ajar manusia tentang cinta Tuhan,
tapi kau tak pernah mengetuk pintu-Nya saat
cinta itu benar-benar terbuka untukmu.”

Dan pagi ini aku tulis ini bukan kerana aku sudah kuat.
Tapi kerana aku lemah dan tak mahu mati
dalam kelemahan ini.

Aku ingin malamku menjadi cahaya.
Aku ingin solat malam menjadi sahabatku
saat jasadku sepi dalam liang.

Aku ingin setiap sepertiga malam menjadi titian
rahmat untukku yang berdosa ini.

Aku mahu jadi seperti yang dipesankan oleh Junjungan:

“Solat malam itu adalah kemuliaan bagi orang yang beriman.”
(Hadis riwayat Muslim)

Doa Seorang Yang Gagal Bangun Malam

Ya Tuhan,
Jika malam-malamku hanya penuh dengkur,
Ampunkan aku — kerana aku terlalu lena dalam
dunia yang Engkau pinjamkan.

Jika sajadahku hanya menjadi hiasan,
Jangan cabut nyawaku sebelum aku sempat
menitikkan air mata di atasnya.

Ya Tuhan,
Aku bukan wali, bukan abid, bukan sufi,

Hanya hamba biasa yang pernah mengajar manusia
tentang Engkau

Tapi sering lupa menyebut nama-Mu dengan hatiku sendiri.

Malam ini,
Jika Kau izinkan, kejutkan aku bukan dengan
deringan jam…
Tapi dengan rindu kepada-Mu.

Bangunkan aku, Tuhan,
Agar aku tahu betapa hinanya hidup tanpa sujud.
Dan betapa agungnya cinta yang bersujud
kepada-Mu dalam sunyi.

— Ustaz Ahmad Nasir,
seorang yang ingin menjadi kekasih Tuhan,
tapi sering tertidur di ambang cinta-Nya.

Sumber FB : Ustaz Ahmad Nasir

” Kita mungkin ada banyak kucing dalam seumur hidup… Tapi kucing hanya ada kita dalam seumur hidupnya.”

Ayat ni mungkin ringkas, tapi bila direnung dalam-dalam… rasa sebak pun datang perlahan-lahan.

Kita manusia, hidup bertahun-tahun. Jumpa macam-macam jenis kucing. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang tinggal parut manja, ada yang tinggal rindu yang tak pernah surut.

Tapi buat seekor kucing…
Kitalah seluruh dunianya.
Kitalah tempat dia mengadu, bermain, bergantung hidup.
Kitalah yang dia cari bila lapar, bila takut, bila sunyi.

Jadi bila dia tidur lena di sisi kita, itu bukan sekadar tidur… itu adalah kepercayaan paling tulus yang dia beri.
Bila dia datang menggesel di kaki, itu bukan sekadar manja… itu adalah caranya berkata, “Terima kasih sebab masih di sini.”

Hargailah setiap saat dengan mereka. Sebab bila tiba hari sunyi nanti — suara mengiau itu, tapak kaki kecil itu, mata penuh percaya itu… hanya akan tinggal dalam kenangan.

Dan percayalah, dia pernah bahagia… kerana dia pernah dimiliki oleh hati seperti hati kita.

🤍🐾