Link Live Dari Ustazah Muzayyanah @ustazahmuzayyanah : (20+) Facebook
Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan dan kehinaan.
Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit…. (Thaha: 124)
Tiada ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya Bahagia, dan mengusir kegundahan darinya selain keimanan yang benar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam. Ringkasnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.
Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka ini, dengan bunuh diri mereka akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya seksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akhirat kelak!.
Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadaNya (Al-Quran) pada permulannya, dan kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat. (Al-An’am: 110).
Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan berima dengan sesungguhnya bahawa “tidak ada Tuhan selain Allah”. Betapapun, pengalaman dan ujian terhadap manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyedarkan aqal bahawa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit-segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Seberapa besar – kuat atau lemah, hangat atau dingin-iman anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketenteraman, kedamaian dan ketenangan anda.
Barangsiapa mengerjakan amal soleh, baik lelaki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97).
Maksud kehidupan yang baik (hayatan thahhibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikeranakan janji baik Tuhan mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima taqdir. Dan, itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Tuhan mereka, Islam agama mereka dan Muhammad adalah Nabi dan Rasul yang diutus Allah untuk mereka.
- Sumber : Kitab La Tahzan : Jangan Bersedih (Don’t Be Sad) Setelah Kesulitan Pasti ada Kemudahan. Penulis : Dr Aidh Bin Abdullah Al-Qarni (Penterjemah: Noraine Abu).
- (Ditaip semula dari Kitab La Tahzan sebagai bacaan bersama).