~ HUTANG ADALAH MASALAH REGULAR YANG MELANDA KEBANYAKKAN MASYARAKAT KITA. SEHINGGAKAN ADA DI ANTARA KITA YG HILANG ARAH,  BLANK, KELUH KESAH, TERTEKAN SERTA SEOLAH2 PENAMAT DI DALAM HIDUP.

Keadaan ini pernah berlaku pada zaman Nabi s.a.w namun Nabi s.a.w tidak menyelesaikan hutang sahabat yg mengadu kpd baginda dengan meminta para sahabat2 yg lain mengumpul dana sebaliknya Nabi s.a.w mengajarkan dengan satu DOA yg cukup power full. Bukan hanya dengan berdoa semata2 hutang boleh settle namun ia perlu diserta dgn penstukturan aturan kewangan dgn berhemah. Insyaa Allah, Allah akan bantu dari sumber yg kita tidak jangkakan. Amalkanlah doa yg hebat ini.

Usaha + Doa (Tawakal) = Bebas Hutang

Said Al Khudri r.a berkata, suatu hari beliau masuk masjid, tiba-tiba beliau bertemu seorang Anshar yang bernama Abu Umamah. Rasulullah SAW bertanya, Wahai Abu Umamah, mengapa kamu duduk-duduk di masjid di luar waktu solat?. Abu Umamah ra. menjawab, kerana kegundahan yang melanda hatiku dan hutang-hutangku, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. Bersabda, Bukankah aku telah mengajarkanmu beberapa bacaan, yang bila kamu baca niscaya Allah akan menghilangkan rasa gundah dari dirimu dan melunasi hutang-hutangmu?. Abu Umamah berkata, Betul, wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda, Ketika pagi dan petang ucapkanlah :

اللَّهُمَّإِنِّيأَعُوذُبِكَمِنْالْهَمِّوَالْحَزَنِوَأَعُوذُبِكَمِنْالْعَجْزِوَالْكَسَلِوَأَعُوذُبِكَمِنْالْجُبْنِوَالْبُخْلِوَأَعُوذُبِكَمِنْغَلَبَةِالدَّيْنِوَقَهْرِالرِّجَالِ

Allahumma inni audzu bika minal hammi wal hazani, wa audzu bika minal ajzi wal kasali, wa audzu bika minal jubni wal bukhli, wa audzu bika min gholabatid daini wa qohrirrijaal. (3x)

Ertinya : Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari beban hutang dan dari tekanan manusia.(3x)

Kemudian aku melakukan perintah tadi, maka Allah menghilangkan rasa gundah/keluh kesah dari diriku dan melunasi hutang-hutangku. (HR. Abu Daud)

Penjelasan:

Doa ini baik sekali dibaca ketika sedang berada dalam kesusahan dan dililit hutang. Hal demikian yang diajarkan Nabi Saw. kepada Abi Umamah yang sedang kesusahan dan dililit hutang. Doa tersebut dibaca oleh Abu Umamah setiap pagi dan petang hari. Setelah membaca doa tersebut, paginya Abu Umamah terbebas dari kesusahan dan hutangnya terlunas.

Sumber : MRJ

Nilai Diri Yang Baik

Nilai diri yang baik diukur melalui akhlak, dan akhlak yang baik memberikan gambaran hati kita yang baik. Seperti kata pepatah Melayu, “Hati orang yang bodoh itu di mulutnya, lidah orang yang cerdik di belakang hatinya”. Orang yang bodoh berbicara tanpa perhitungan, orang yang pandai berfikir dahulu sebelum berkata-kata. Oleh itu jagalah hati kita, apabila hati terjaga mulut pun terjaga.

Sumber :

Ustaz Ahmad Dasuki Abd Rani

Bukan Perut Sahaja Yang Perlu Diisi…..Santapan Rohani Juga Perlu

BUKAN PERUT SAHAJA YANG PERLU DIISI…..SANTAPAN ROHANI JUGA PERLU

~ ZIKIR PAGI YANG SHAHIH DARI HADITH

1) (Dibaca 1 x)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rezki yg halal & amal yg diterima.”

2) (Dibaca 1 x)

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

Artinya: “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan.”

3) Sayyidul Istighfar ( Dibaca 1 X)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu semampuku dan aku yakin akan janji-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

4) (Dibaca 1 x)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku.”

5) (Dibaca 1 x)
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.

Artinya: “Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya , dan aku dari berbuat keburukan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.”

6) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

Artinya: “Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

7) (Dibaca 3 x)

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.

Artinya: “Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi.”

8) (Dibaca 1 x)
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ain.

Artinya: “Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri , dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan nasibku kepadaku diriku sekali pun sekejap mata .”

9) (Dibaca 1 x)
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin

Artinya: “Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas , agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”

10) (Dibaca Petang 3 x) :

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allåhumma ‘aafiniy fiy badaniy, Allåhumma ‘aafiniy fiy sam’iy, Allåhumma ‘aafiniy fiy bashåriy. Laa ilaaha illa anta. Allåhumma inniy a’uudzubika minal kufri wal faqri, wa a-’uudzubika min ‘adzaabil qåbri, laa ilaaha illaa anta.

Artinya: “Ya Allah! Selamatkan tubuhku Ya Allah, selamatkan pendengaranku. Ya Allah, selamatkan penglihatanku . Tidak ada ilah kecuali Engkau. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada ilah kecuali Engkau.”

11) (Dibaca 100 x)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih.

Artinya: “Maha suci Allah, aku memuji-Nya.”

12) (Dibaca 100 x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”

13) (Dibaca 3 x)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.

Artinya: “Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.”

14) (Dibaca 100 x dalam sehari)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astagh-firullah wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.”

* Waktu AFHDOL Zikir Pagi, Bermula Selepas Solat Subuh Hingga Ke Waktu Dhuha Anggaran 10 pagi.

Baca tiap2 hari melalui handphone, Insyaa Allah akan terhafal. Ia pendek dan mudah.Tidak syarat ikut turutan.

Sumber : Ustaz Muhamad Rizal, 6/10/2019

Walau terpisah, setiap sujudku pasti ada doa buatmu. Al Fatihah kepada ibu, ayah, abang, kakak, adik, sahabat yang telah kembali kepada Pencipta.

#hijrahkongsi #islamik #terapijiwa #doa #family #wemissyou #mom #dad #sister #bro #jiwamanusia #allah #mahapencipta #sujudkepadamu #islamiccontent #content #tvislam #islam #world #international #islamisfirstclass #brand #tvalhijrah #tvalhijrah

Peringatan untuk diri

  •  Ekoran bahayanya ancaman berat diakhirat disebabkan dosa ghibah dan akibat menyakiti orang lain sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT di dalam Al Quran serta apa yg telah di sabda oleh Nabi s.a.w, Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a memberikan sedikit nasihat yang bermakna secara peribadi iaitu,

“Jangan kamu mengawasi orang lain, jangan mengintai geraknya, jangan membuka aibnya, jangan menyelidikinya. Sibuklah dengan diri kalian, perbaiki aibmu karena kamu akan ditanya Allah tentang dirimu bukan tentang orang lain.”

Rujukan :-
Kitab Al-Bayan Wattabyeen oleh Al-Imam Abu Othman Amru Ibn Bahr Al-Jaahidh r.a.

Sumber : MRJ

Kisah seorang perempuan yang begitu menjaga rezekinya… Buat Renungan Kita Bersama

Kisah Seorang Perempuan Yang begitu Menjaga Rezekinya ::

Terdapat satu kisah berlaku dizaman Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) bagaimana seorang wanita solehah (ibu tunggal) cukup menjaga keberkatan rezeki yang diperolehi.

Selepas solat Asar, Imam Hanbali menasihati orang ramai di dalam masjid. Ketika itu perbualannya terhenti seketika apabila seorang perempuan muda masuk ke dalam masjid menemui Imam Hanbali.

“Wahai Imam Hanbali, dengarkanlah kisah ku ini semoga diriku dan dirimu mendapat keampunan dari Allah. Sesungguhnya saya ini perempuan yang miskin. Saya tidak punya apa-apa kecuali tiga orang anak yang masih kecil.

Hidup saya sungguh melarat, hinggakan kami tidak punya lampu untuk menerangi rumah. Bagi menyara kehidupan kami empat beranak, saya berkerja memintal benang pada waktu malam dan menjualnya di pasar pada siang hari.”

“Dimanakah suami kamu?’ soal Imam Hanbali.

“Dia antara mereka yang menentang Khalifah al-Muktasim yang zalim itu. Dia gugur syahid dalam satu pertempuran dengan pasukan tentera yang hendak menangkap mereka. Sejak itu kami hidup melarat.” jawab wanita itu.

“Teruskan cerita kamu.” pinta Imam Hanbali.

“Disebabkan rumah saya tidak ada lampu, maka saya terpaksa menunggu sehingga bulan mengambang barulah saya dapat memintal benang.” kata wanita itu.

“Pada suatu malam, ada kafilah dagang dari Syam datang lalu singgah bermalam berhampiran dengan rumahku. Mereka membawa lampu yang banyak sehingga menerangi rumahku. Kesempatan ini digunakan untuk aku memintal benang dengan bantuan cahaya lampu mereka.”

“Persoalannya, apakah hasil jualan benang yang dipintal itu daripada lampu mereka itu halal untuk digunakan?” soal wanita itu setelah menceritakan dengan panjang lebar permasalahannya.

“Siapakah kamu wahai wanita muda yang begitu mengambil berat tentang hukum agama di saat manusia begitu kikir dengan hartanya?’ soal Imam Hanbali dengan penuh kekaguman.

“Saya adalah adik kepada Basyar Al Hafis yang telah meninggal dunia.” jawab wanita itu.

Mendengar jawapan itu, Imam Hanbali berasa sebak dan tersedu-sedu menahan esak. Ini kerana dia teringat dengan Basyar, seorang gabenor yang beriman dan beramal soleh.

“Sesungguhnya, saya takut dengan azab Allah. Maka berikanlah masa kepada saya untuk menjawab persoalan itu. Baliklah ke rumah dahulu, kemudian datang keesokan harinya.” kata Imam Hanbali.

Keesokan harinya, datang wanita muda itu untuk mendengar jawapan dari Imam Hanbali.

“Wahai wanita solehah, sesungguhnya kain penutup muka yang kamu pakai itu adalah lebih baik dari serban yang aku pakai. Sesungguhnya kamu seorang wanita yang mulia, bertakwa dan penuh takut kepada Allah.”

“Wahai tuan, bagaimana dengan pertanyaan saya semalam?” tanya wanita muda itu.

“Berkenaan dengan itu, sekiranya kamu belum mendapat keizinan daripada rombongan tersebut, maka tidak halal kamu menggunakan wang dari hasil jualan benang yang dibuat menggunakan lampu mereka.” jawab Imam Hanbali.

Wanita itu berasa susah hati mendengarnya. Dia susah hati kerana belum mendapat keizinan dari rombongan tersebut. Beliau sanggup menemui seorang demi seorang rombongan tersebut untuk meminta izin.

Berita tentang wanita solehah itu sampai ke pengetahuan Khalifah al-Mutawakkil. Khalifah begitu kagum dengan wanita tersebut dan menghadiahkan wang sebanyak 10 ribu dinar.

Perempuan itu bertanya kepada Imam Hanbali, adakah wang itu halal digunakan atau tidak.

“Khalifah juga pernah memberikan saya wang sebanyak itu, tapi saya sedekahkan kepada fakir miskin yang saya temui di tengah jalan.” jawab Imam Hanbali.

Maka, wanita solehah itu telah memberi sedekah kepada fakir miskin. Dia hanya mengambil sedikit sahaja wang itu untuk dibelinya lampu bagi menerangi rumahnya.

Petikan Kuliah Kitab Tajul Arus – Ustaz Mustaffa Kamal

____________________________________________________

Bagaimana Allah SWT telah membantu hamba-Nya yang jujur dan ikhlas dan sentiasa berhati-hati di dalam mencari harta yang halal dan diberkati oleh Allah SWT. Berhati-hati supaya tidak ada harta haram yang akan dimakan sehingga menjadi darah daging kepada diri sendiri dan ahli keluarga.

Nabi SAW bersabda maksudnya : “Setiap daging yang tumbuh dari bahan makanan yang haram maka api nerakalah yang lebih layak baginya.” (Hadis riwayat Al-Tarmizi)

♥|LIKE|SHARE|COMMENT|♥ Islam Di Hatiku Continue reading “Kisah seorang perempuan yang begitu menjaga rezekinya… Buat Renungan Kita Bersama”

Sentiasalah Muhasabah Diri

Sentiasalah muhasabah diri kita di dalam usaha menjaga ketaqwaan, dan perkara yang perlu kita jaga sungguh-sungguh adalah pandangan dan lisan. Jangan banyak memandang pada kemewahan dan kejayaan duniawi seseorang, tetapi lihatlah zuhudnya orang2 yg shalih. Jangan bimbang apa yang orang lain berkata tentang kamu tetapi bimbanglah apa yang kamu akan kata pada mereka. Janganlah banyak berbicara dengan orang yang JAHIL. Ketahuilah bahawa perkara utama yang akan memberati timbangan mizan itu adalah AKHLAK YG BAIK (HR Abu Daud & Ahmad)

~ ISTIQOMAH ZIKIR PAGI

Sumber : Muhamad Rizal, September 2018