Rasulullah ﷺ memiliki sifat suka menyimpan harapan yang baik.
Kalau matahari terbenam, setiap hari Nabi ﷺ berdoa:
“Ya Allah, siangmu telah pergi, malammu sudah mula tiba, berikanku keampunan dan kebaikan.” “Ya Allah, apa keadaanku yang ada di waktu pagi ini, berikan aku segala kebaikan.” Yakni munculnya pagi, Nabi ﷺ berdoa inginkan kebaikan. Datangnya malam, dengan terbenamnya matahari, Nabi ﷺ berdoa juga.
Yakni terbitnya dan terbenamnya matahari disikapi Nabi Muhammad ﷺ dengan doa kepada Allah dan harapan kebaikan سبحانه و تعالى
. اَللَّهُمَّ إِنَّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذاَ الْيُوْمِ، وَخَيْرَ ماَ فِيْهِ
، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذاَ الْيُوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ.
“Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan hari ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu daripada keburukan hari ini dan keburukan apa yang terdapat didalamnya.”
*Kalau malam, ganti dengan perkataan malam.
Yakni Subhanallah, kita ini diajar dalam agama berinteraksi dengan alam ini, hari-hari.
Mana boleh orang lupa pada Allah, kalau sikapnya bila terbit dan terbenamnya matahari – disikapi dengan doa, jadi, bila dia akan lupa Allah?
Inilah mukmin yang dikatakan dia selalu ingat kepada Allah kerana tidak melihat sesuatu dihadapannya, kecuali mengingatkan dia kepada Allah سبحانه و تعالى.
Sumber :
– disunting daripada pengajian bersama Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid | MTDM 17012020