Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Renungan Petang: Bahaya Mengumpat dan Ancaman Seksanya

Di petang hari yang mulai bersemu merah ini, mari kita renungi sebuah amalan buruk yang sering terlewat dari perhatian kita: mengumpat. Amalan ini tidak hanya merosakkan ukhuwah tapi juga membawa ancaman seksaan di akhirat kelak.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:

“Dan janganlah sebagian kamu mengumpat sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.”

Hadis sahih dari Rasulullah SAW juga menekankan tentang bahaya mengumpat:

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Tahukah kalian apa itu ghibah (mengumpat)?’ Para sahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda, ‘Kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.’ Ditanya, ‘Bagaimana jika apa yang saya katakan tentang saudaraku adalah benar?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Jika apa yang kamu katakan itu benar maka kamu telah mengumpatnya, dan jika itu tidak benar maka kamu telah berbuat fitnah.'” (HR. Muslim)

Seksaan Bagi Pengumpat

Mengumpat adalah salah satu penyakit hati yang bisa mengantarkan pelakunya kepada seksaan di neraka, sebagaimana diancamkan dalam hadis dan Al-Quran. Setiap kata-kata yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

1. Bahaya Mengumpat dalam Kehidupan Sosial

Mengumpat tidak hanya menghancurkan reputasi orang lain tapi juga merusak kepercayaan dan persaudaraan di antara umat Islam. Ini adalah amalan yang dianggap ringan oleh banyak orang, namun konsekuensinya sangat berat di sisi Allah SWT.

2. Menghindari Mengumpat

Mari kita berazam di petang hari ini untuk menjaga lisan kita, menghindari mengumpat, dan berbicara hal-hal yang baik saja. Jika kita terlibat dalam percakapan yang berujung pada ghibah, segera ubah topik atau tinggalkan ruangan tersebut.

3. Taubat dari Mengumpat

Jika kita menyadari telah mengumpat, segera bertaubat kepada Allah SWT dan minta maaf kepada yang bersangkutan jika memungkinkan. Taubat nasuha adalah pintu yang selalu terbuka bagi setiap hamba yang ingin kembali ke jalan yang diridhai Allah.

Semoga di petang yang berbahagia ini, kita semua dapat memperbaiki diri, meninggalkan amalan mengumpat dan memohon perlindungan dari segala seksaan di akhirat. Mari kita isi petang ini dengan zikir, doa, dan muhasabah agar kita senantiasa berada di bawah rahmat dan kasih sayang-Nya.

Semoga bermanfaat sahabat ☺

Sumber: Telegram Ustaz & Ustazah