Terima Kasih Allah

Sekian lama kurasa
Hidup penuh dengan dosa
Hanya kerana dunia semata

Bagai mengejar bayangan
Tak akan mungkin tercapai
Akhirnya aku terhanyut dan longlai

Hanyalah padamu yang satu
Tempatku mengadu
Mengharap simpatimu
Berikan satu kesempatan
Untukku kembali padamu Ya Ilahi

Terima kasih Allah
Yang memberi hidayah
Menyembuhkan dari lukaku yang parah
Terima kasih Allah
Yang memancarkan sinar
Cahaya petunjuk jalanku pulang

Bagai mengejar bayangan
Tak akan mungkin tercapai
Akhirnya aku terhanyut dan longlai

Hanyalah padamu yang satu
Tempatku mengadu
Mengharap simpatimu
Berikan satu kesempatan
Untukku kembali padamu Ya Ilahi

Terima kasih Allah
Yang memberi hidayah
Menyembuhkan dari lukaku yang parah
Terima kasih Allah
Yang memancarkan sinar
Cahaya petunjuk jalanku pulang

Terima kasih Allah
Yang memberi hidayah
Menyembuhkan dari lukaku yang parah
Terima kasih Allah
Yang memancarkan sinar
Cahaya petunjuk jalanku pulang
Cahaya petunjuk jalanku pulang
Cahaya petunjuk jalanku pulang

Kredit: Faizal Ismail

Cinta Luar Biasa

Benarkah dikhabar akan cinta itu buta?
Kerana saujana ku melihat kan sinarnya
Benarkah perasaan cinta kan membakar diri?
Kerana dingin dan tenteram yang ku nikmati

Rasa cinta agung yang ku miliki ini
Tak mudah ditafsir dalam lirik puitis
Sesekali aku tak tegar menahan rasa
Sebak rindu mendengarkan namanya

Aku manusia biasa
Cinta bukan setulus bibir bicara
Namun secebis cintaku pada Nabiku
Aku pahatkan menjadi cinta luar biasa

Mendengar namanya rindu ini terus mekar
Seperti pertama kali aku jatuh cinta

Andai milikku segala khazanah dunia
Ku bayar sesiapa yang menyebut namanya
Sesekali aku tak tegar menahan rasa
Sebak rindu mendengarkan namanya

Aku hanyalah pendosa
Tiada amalanku yang istimewa
Namun wallahi segalanya tentang dirinya
Aku agungkan
Walau diri hanyalah manusia biasa
Cinta bukan setulus bibir bicara
Namun secebis cintaku pada Nabiku

Aku pahatkan menjadi cinta luar biasa

عليك صلى الله يا خير خلق الله
عليك صلى الله يا خير الأنام

Aku manusia biasa
Cinta bukan setulus bibir bicara
Namun secebis cintaku pada Nabiku
Aku pahatkan

Aku hanyalah pendosa
Ku ada hanya cinta kerna baginda
Agar ku di perhatiannya di alam sana
Untuk bersama sentiasa di sampingnya
Tuhan izinkan ku melihat wajah, kucup tangan kekasih-Mu
Mendengar jawapan salamku dan selawatku kepadanya
Walau memadai dalam mimpiku
(CHORUS)
Wallahi segala-galanya tentang dirinya
Aku agungkan menjadi cinta luar biasa

Kredit: Rabithah