Bohong adalah perbuatan dosa dan Tuhan tidak menyukai orang berbohong. Namun demikian berbohong untuk tujuan baik masih diperkenankan. terdapat suatu kisah yang dapat mengilustrasikan bohong tetapi tidak berbohong sebagai berikut:
Dikisahkan bahwa Rasulullah dan sahabat sedang dikejar-kejar oleh Kaum Quraish. Rasululullah Saw dan sahabat kemudian bertemu dengan sahabat Huadaibiah dan meminta agar Hudaibiah tidak menyampaikan kemana larinya Rasulullah kepada kaum Quraish yang mengejarnya. Setelah itu Rasulullah Saw dan sahabat melanjutkan perjalanannya. Tinggallah Hudaibiah berpikir keras bagaimana caranya seandainya bertemu dengan kaum Quraish itu.
Tak berapa lama kemudian datanglah kaum Quraish dan berkata : Hai Huadaibiah kamu melihat tidak Rasululllah Saw berjalan kearah mana? . Mendengar itu Hudaibiah sempat kebingungan karena jika jujur, maka Rasulullah Saw pasti tertangkap, karena mereka berkuda pasti mudah untuk mengejarnya.
Kemudian Hudaibiah menggeser berdirinya selangkah dan dengan mantap berkata: ” Hai Kaum Quraish semenjak saya berdiri disini saya tidak melihat Rasulullah melewati jalan ini ” pimpinan Quraish berkata kepada kaumnya:” Bila benar apa yang dikatakan Hudaibiah, baiknya kita cari jalan lain”. Mendengar itu Hudaibiah menjadi lega melihat Quraish mengambil jalan lain dan selamatlah Rasulullah dan sahabatnya.
Apa yang bisa diambil pelajaran dari cerita ini adalah cara Hudaibiah berbohong tetapi tidak berbohong. Hudaibiah berpindah posisi berdirinya untuk mengatakan hal tsb. Jika tetap pada posisi berdiri pada waktu bertemu Rasulullah Saw, jelaslah kalau Hudaibiah berbohong.
Ada kisah lain dikala Rasulullah membonceng unta Abubakar. Bertemulah musuh: Ya Abubakar siapa yang sedang membonceng untamu”. Abubakar menjawab: “Yang saya bonceng adalah penunjuk jalan saya”. Lantas musuh akhirnya pergi.
Abubakar tidak menjawab kalau itu Rasulullah Saw karena kalau tahu pasti musuh akan menangkap Rasul. Abubakar juga tidak berbohong dengan mengatakan sebagai penunjuk jalan, karena selama ini Abubakar telah menjadikan Rasul sebagai penunjuk jalan hidupnya.
Wallahu a’lam