15 Amalan Masuk Surga Tanpa Dihisab

Di antara orang islam yang masuk surga, ada yang langsung masuk ke dalamnya ada pula yang harus menunggu lama, dan ada juga yang harus mampir dulu ke neraka. Jika bisa memilih pastilah kita menginginkan masuk surga tanpa harus menunggu, tanpa harus mampir neraka, namun langsung masuk saja, tanpa dihisab tanpa diadzab. Bagaimana caranya? Berikut dijelaskan pembahasannya, 15 Amalan Masuk Surga Tanpa Dihisab.

1. Bertauhid

keutaamaan mempelajari tauhid merupakan ilmu yang paling agung, kewajiban yang paling wajib, dan perintah Allah yang terbesar. Oleh karena itulah, keistimewaan yang didapatkan oleh Al-Muwahhidin (orang-orang yang mentauhidkan Allah) itu banyak dan sangat besar.

Di antara keutamaan ilmu tauhid islam yang didapatkan oleh mereka adalah,

  • Ahli Tauhid mendapatkan keamanan dan hidayah,
  • Tempat kembalinya adalah Surga, Allah Ta’ala menyelamatkannya dari neraka,
  • Ahli Tauhid mendapatkan kesempatan diampuni seluruh dosa-dosanya,
  • Timbangan tauhid beratnya mengalahkan timbangan langit dan bumi.

Dan puncak keutamaan yang dianugerahkan kepada Ahli Tauhid adalah mendapatkan kesempatan masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

2. Beramal Sesuai dasar hukum islam

Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang, pent.),

seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’

Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.

3. Tawakkal

dengan hukum beradab dengan Rasulullah, Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.

Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay  dan tidak melakukan tathayyur serta mereka bertawakkal hanya kepada Rabb mereka.”

4. Meninggal dalam Keadaan Bertaubat

“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari). sebab itu selalu panjatkan doa diwafatkan dalam islam

5. Bersih dari Dosa Syirik, Bid’ah, Maksiat

mMaksud bersih dari dosa dengan segala macamnya (syirik, bid’ah dan maksiat) adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur (mukaffirat) dosa.

6. Jauh dari Syirik Besar dan Kecil

Syaikh Shaleh Al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan As-Saabiqun bil khairaat (orang-orang yang bersegera dalam kebaikan) dalam kitabnya I’anatul Mustafid bahwa mereka adalah orang-orang yang selamat dari syirik besar maupun kecil. Mereka meninggalkan hal-hal haram dan makruh.

Bahkan mereka meninggalkan sebagian hal yang mubah/halal. Mereka bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ketaatan, baik amal yang wajib maupun yang sunnah. Mereka adalah orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan. Maka barangsiapa yang sampai pada tingkatan ini, maka ia masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

7. Mengucap Syahadat Ketika Meninggal

Pada ucapan asyhadu anna muhammadar rasulullah mengandung tuntutan jauh dari kemaksiatan dan bid’ah, hal itu disebabkan karena konsekuensi syahadat Muhammadar Rasulullah adalah taat pada perkara yang diperintahkan oleh rasulullah, membenarkan apa yang beliau infromasikan, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah melainkan sesuai dengan syari’at yang diajarkannya (At-Tamhiid: 33).

8. Mengucap Laa Ilaaha Illallah Ketika Meninggal

Syaikh Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah, didalam kitabnya At-Tamhiid menjelaskan perealisasian tauhid dengan sempurna adalah perealisasian syahadatain laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah‘, karena pada ucapan seorang Ahli Tauhid laa ilaaha illallaah’, terdapat tuntutan pelaksanaan tauhid dan jauh dari syirik, dengan segala macamnya,

9. Pengikut Setia Rasulullah

Daripada Abu Bakar , Rasulullah SAW bersabda : “Aku dianugerahi Allah 70,000 orang dari umatku masuk syurga tanpa hisab. Wajah mereka nampak seperti bulan pada malam purnama. Hati mereka semuanya sama. Lalu, aku memohon tambahan kepada Allah dan Allah menambahkan untukku setiap satu orang menjadi 70,000 orang .” (Hadis riwayat Ahmad dalam Musnad dengan sanad yang sahih) .

10. Orang yang Pertama Kali Masuk Islam di Masa Rasulullah

10.Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,11. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.12. Berada dalam jannah kenikmatan.13. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,14. dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian (Al Waqiah 10-14)

11. Memiliki Kesempurnaan Akhlak

Golongan orang yang akan masuk syurga tanpa hisab adalah golongan yang sifatnya disebutkan dalam surah Al-Waqi’ah ayat 10 -14 . Allah memberi sifat kepada mereka sebagai orang-orang yang beriman paling dahulu dan mereka didekatkan kepada Allah di syurga. Mereka

adalah segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian . Kepada mereka , Allah telah menanamkan kemuliaan , cinta takdir , dan keagungan . Mereka adalah cermin dalam iman , amal kebaikan , jihad , ilmu , anugerah , kelembutan hati , cinta , kesempurnaan , akhlak , dan keagungan .

12. Mendapat Buku Amal di Tangan Kanan

7.Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, 8. maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,9. dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira (Al Insyiqaq 7-9)

13. Orang yang Sabar Ketika Diuji dengan Penyakit Berat di Dunia

” Pada hari kiamat kelak setelah timbangan timbangan amal dipasang, orang orang yang tekun shalat dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, orang orang yang tekun puasa dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh, orang orang yang gemar berpuasa

dipanggil untk menerima pahala mereka secara penuh, dan orang orang yang pergi haji dipanggil untuk menerima pahala mereka secara penuh. Tetapi timbangan orang orang orang yang dicoba dengan peneritaan sakit tidak dipasang, mereka juga tidak diadili, mereka selain diberi pahala juiga tidak dihisab “

14. Mati Syahid

Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda :” Pada hari kiamat nanti orang yang mati syahid dihadirkan untuk dihisab, dan orang yang suka bersedekah dihadirkan untuk dihisab. Orang orang yang dicoba dengan penyakit juga dihadirkan, namun tidak untuk dihisab maupun diadili. Mereka malah diberi pahala yang amat banyak. Sehingga orang orang sehat yang ada di padang mahsyar berharap tubuh mereka di[potong potong dan digunting ahar bisa mendapat pahala yang baik disisi Allah “

15. Selalu Bersyukur dan Qana’ah (Menerima Apa Adanya)

” Wahai cucuku selalulah bersikap qana’ah , niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. Dan tunaikanlah kewajiban kewajiban, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling berbakti pada Allah. Wahai cucuku sesungguhnya di syurga ada terdapat pohon bernama

Balwa yang diperuntukan bagi orang orang yang dicoba dengan derita penyakit. Untukn metreka tidak diadakan penimbangan amal, dan juga tidak diselenggarakanh pengadilan. Tetapi malah dicurahkan pahala kepada mereka” . Beliau lalu membaca surat Az zumar ayat 10 :“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”

Jika seseorang memiliki kebaikan yang sempurna misalnya dari segi akhlak, amalan kepada orang lain dsb namun ia memiliki sifat kafir dan syirik, maka ia tidak termasuk pada 15 golongan yang disebutkan di atas, melainkan mereka langsung dimasukkan ke dalam neraka

tanpa dihisab amalnya terlebih dahulu walaupun mereka memiliki amal baik yang banyak selama hidup di dunia, hal itu terjadi karena setiap orang yang kafir dan syirik akan dipastikan masuk neraka sebab mereka melakukan segala hal di dunia bukan karena Allah dan tidak pernah menyembah kepada Allah, sebagaimana firman berikut,

20.Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman21. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi 22. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam 23.

Dan yang menyertai dia berkata : ” Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku.”24. Allah berfirman :” Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala   25. yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,   26. Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat (Qaf 20-26)

Nah sobat, ituah amalan mulia yang mendapat janji dari Allah untuk masuk surga tanpa dihisab, semoga bisa menjadi motivasi untuk kita semua dalam meningkatkan amal mulia agar jauh dari api neraka. Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

Doa diwafatkan dalam Keadaan Islam

Kematian merupakan salah satu misteri ilahi yang kita tidak pernah tahu kapan ia datang. Kematian tidak akan memandang usia, derajat serta fisik seseorang. Tak peduli muda atau tua, kaya atau miskin, cantik atau jelek pada akhirnya semua akan menghadapi yang namanya kematian.

Maka dari itu sebagai  umat islam yang beriman dan bertakwa, yang perlu kita perhatikan dan persiapkan untuk menghadapi kematian adalah bekal untuk kehidupan di akhirat kelak serta kesanggupan untuk melewati azab kubur.

Itulah sebabnya mengapa kita perlu untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah swt, dengan melakukan perbuatan terpuji dan menghindari segala bentuk perbuatan tercela. Selain itu kita juga harus mematuhi segala perintah Allah swt, seperti melakukan shalat, baik shalat wajib ataupun melaksanakan macam-macam shalat sunnah yang ada.

Mengingat kematian yang bisa datang kapan saja dan dimana saja, maka sudah sepantasnya kita berharap agar sekiranya kita diwafatkan dalam keadaan khusnul khatimah, yakni wafat dalam keadaan islam. Dalam salah satu sumber pokok ajaran islam, telah diberikan doa diwafatkan dalam keadaan islam sebagai berikut:

  • Doa Nabi Yusuf

أَنتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

Artinya : “Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”  (Yusuf [12]: 101).

  •  Doa tukang sihir Fir’an yang telah bertaubat

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

Artinya : “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raaf: 126)

  • Doa diteguhkan di atas hidayah

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

 

Artinya : “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

  • Doa agar diselamatkan dari godaan setan saat mengalami sakaratul maut.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَرَمِ وَالتَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَمِّ وَالْحَرِيقِ وَالْغَرَقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَنْ أُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا

Artinya : “Ya Allah, sunguh aku berlindung kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian,  keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung kepada-Mu dari penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa.” (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: no. 1282)

Itulah doa-doa agar kita diwafatkan dalam keadaan berserah diri atau khusnul khatimah. Semoga doa diwafatkan dalam keadaan islam yang telah disebutkan di atas dapat bermanfaat bagi kita semua serta semoga saja kita semua termasuk orang-orang yang meninggal dalam keadaan khusnul khatimah atau dalam keadaan islam.

Sesungguhnya akhir hayat kita memiliki kaitan dengan amal kita sejak sekarang. Siapa yang senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah dengan penuh keikhlasan, insya Allah dia akan mengakhiri hidupnya di atas kondisi tersebut.

Sebaliknya, siapa yang mengotori hidupnya dengan maksiat dan kejahatan, atau bahkan sengaja menyimpang, kesempatan taubat sering disia-siakan dengan menunda-nunda, atau bahkan mencari-cari pembenaran atas kesalahan, maka biasanya dia akan mengahiri hidupnya dengan su’ul khatimah.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari kondisi semacam ini. Selain itu, jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah hidayah dan keteguhan sampai ajal menjemput.

Doa Mustajab Antara Adzan dan Iqamah

Doa adalah salah satu yang kita butuhkan untuk mendekatkan diri dan memohon kepada Allah SWT. Salah satu waktu mustajab untuk berdoa yaitu di antara adzan dan iqamah. Hal tersebut jelas pada ayat berikut ini.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَة

“Doa di antara adzan dan iqomah tidak akan ditolak.” (HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi, beliau menshahihkannya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di Misykah al-Mashabih, no. 671) Baca juga Hukum Bertakwa Kepada Allah SWT

Dan pula terdapat tambahan lafadz perintah berdoa dalam riwayat yang dikeluarkan Imam Ahmad sebagai berikut:

إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا

“Sesungguhnya doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian.” (Syaikh Sy’aib al-Arnauth berkata: isnadnya shahih)

Dalam ayat tersebut Imam Al-Shan’ani dalam Subul al-Salam berkata, “Dan hadits ini menunjukkan dikabulkannya doa di tempat-tempat ini. Ini berlaku umum untuk semua doa dan karena tidak ditolaknya bukan berarti diterima atau dikabulkan doa tersebut. Baca juga Hukum Memberi Uang Kepada Pengemis

Dan harus diikat dengan keterangan pada beberapa hadits lainnya, yaitu selama dia tidak berdoa dengan suatu dosa atau memutus silaturahim.”

Imam al-Syaukani dalam Nailul Authar berkata,

“Hadits tersebut menunjukkan dikabulkannya doa di antara adzan dan iqomah secara mutlak. Dia diikat dengan keterangan selama doa tersebut tidak berisi dosa dan memutus silaturahim, sebagaimana tertera dalam beberapa hadits shahih.”

Apakah doa-doa tersebut berlaku bagi orang yang berada di masjid saja?

Pada dasarnya, doa dapat dilakukan dimana saja, dan keutamaan doa di antara adzan dan iqamah tidak hanya dikhususkan bagi orang-orang yang beribadah di masjid saja.

Hadits ini hanya menjabarkan bahwa waktu antara adzan dan iqamah ini termasuk waktu-waktu mustajabah atau waktu dikabulkannya doa.

Maka barang siapa yang menyempurnakan syarat-syarat terkabulnya doa dan berdoa pada waktu tersebut maka sangat diharapkan doanya akan dikabulkan, baik ia berada di dalam masjid ataupun tidak sedang berada di masjid. Baca juga Hukum Menonton Film Horor dalam Islam

Dengan begitu berarti ini juga berlaku bagi kaum hawa yang berada di rumahnya.

Apabila ia mendengar adzan, lalu ia berdzikir sesudahnya dan ditambahan dengan doa yang dikehendakinya, maka Insya Allah doanya tersebut akan dikabulkan.

Hadits dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu menguatkan keterangan di atas, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إِذَا نَادَى الْمُنَادِي فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَاسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ

“Apabila pemanggil memanggil (muadzin mengumandangkan adzan) maka dibukalah pintu-pintu langit dan dikabulkan doa.” (HR. Abu Awaanah dalam musnadnya, Imam Al-Hakim dalam Mustadraknya, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ al-Shaghiir, no. 803)

Al-Munawi berkata, “Apabila pemanggil memanggil, maksudnya: muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat, Allah mengabulkan doa orang yang berdoa saat itu, karena ia termasuk waktu ijabah (pengabulan doa).”

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan waktu mustajab antara adzan dan iqamah ini untuk memunajatkan doa kepada Allah. Baca juga Cara Agar Terhindar dari Sifat Munafik

Setiap kaum muslimin berharap doa kita akan dikabulkan khususnya saat adzan dan iqamah termasuk waktu mustajab dalam pandangan hadits yang sudah dibahas diatas. Dan ada juga waktu mustajab untuk berdoa lainnya seperti saat hujan dan sujud shalat. Semoga bermanfaat.

5 Amalan Doa Agar Istiqomah Di Jalan Allah

Hijrah atau berubah menjadi lebih baik di jalan Allah swt. merupakan suatu kebaikan. Sebagai seorang muslim/ muslimah memang sudah seharusnya kita taat kepada Allah dan rasul-Nya, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Agar bisa istiqomah, kita harus lebih tekun bertawakal kepada Allah swt.

Nah, berikut ini beberapa doa agar istiqomah di jalan Allah swt.

Doa Istiqomah Pertama

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadainaa

“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami”

وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً

wa hab lanaa min-ladunka rohmatan

“dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau”

إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

innaka antal-wahhaab

“karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).”

Doa Istiqomah Kedua

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Robbanaa laa tuzighquluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahablanaa min ladunka rohmah, innaka antal wahhaab

“Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

Sumber:
QS. Ali Imran ayat 8

Doa Isiqomah Ketiga

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Yaa Muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik

“Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agamaMu.”

Doa Istiqomah Keempat

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْحَوْرِ بَعْدَ الْكَوْرِ

Alloohumma innii a’uudzubika minal haur ba’dal kaur

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari terpeleset dari landasan yang benar setelah mendapat hidayah.”

Sumber:
Hadits riwayat An-Nasa’i

Doa Istiqomah Kelima

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Alloohumma a’innii ‘alaa dzikrika wasyukrika wa husni ‘ibaadatik

“Ya Allah, bantulah aku dalam mengingatMu, bersyukur kepadaMu dan memperbaiki ibadahku.”

Sumber:
Hadits riwayat Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad

Itulah beberapa doa agar istiqomah di jalan Allah swt. Pelajari juga keutamaan istiqomah dalam beribadah agar hidup menjadi lebih berkah.

Semoga dengan mengamalkan doa tersebut, Anda dapat istiqomah di jalan kebaikan. Insya Allah.

6 Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah SWT

Doa merupakan bentuk komunikasi antara hamba, selaku makhluk lemah tak berdaya, kepada  Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Kuasa. Karenanya, doa merupakan suatu ibadah untuk manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Tiada tempat meminta yang lebih baik selain kepada Allah SWT.(Baca : Penyebab Amal Ibadah Ditolak Dalam Islam)

Berbagai macam permasalahan dan keinginan kita hanyalah Allah yang bisa menampungnya. Allah SWT bahkan lebih tahu apa yang kita inginkan sebelum kita sendiri mengucapkannya melalui doa karena Allah Yang Maha Mengetahui. Melalui doa pula Allah SWT memberikan bantuan atau pertolongan kepada hamba-Nya yang sedang kesusahan.(Baca : Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian)

Berdoalah kepada Allah SWT, insya Allah hidup kita akan dimudahkan.  Namun, ada kalanya kita merasa bahwa doa kita tak kunjung dikabulkan. Entah memang tidak dikabulkan, namun pada dasarnya semua doa pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Kapan dan dimana kita tidak akan pernah mengetahuinya.(Baca : Doa di Malam Lailatul Qadar)

Berikut akan dijelaskan beberapa penyebab doa tidak dikabulkan oleh Allah SWT, yakni:

  1. Diri, Dosa, dan apa-apa yang Haram

Salah satu penyebab doa tidak dikabulkan Allah SWT karena diri kita yang penuh dosa. Manusia memang tidak pernah luput dari yang namanya kesalahan. Namun Allah senantiasa membuka pintu maaf-Nya karena Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tetapi manusia lebih sering lalai dan tidak segera bertaubat.

Begitu pula dengan apa-apa yang telah dihasilkan dari perbuatan dosa, seperti Dosa Besar dan dosa kecil. Apa-apa yang haram, baik itu pakaian, makanan, minuman, semuanya akan menjadi penghalang terkabulnya doa. Rasulullah SAW bersabda;

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan  do’anya?.” (H.R. Muslim)

  1. Berdoa Untuk Sesuatu yang Tidak Baik

Tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT doa seorang hamba yang isisnya adalah sesuatu yang berupa dosa atau untuk memutus tali silaturrahim. Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bersabda;

“Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ‘ Rasulullah Saw menjawab: ‘Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; ‘Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan’. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.’ (H.R.Muslim)

  1. Hati Kosong dan Tidak Serius

Dari Abu Hurairah; Rasulullah SAW bersabda:

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (H.R. At-Tirmidzi)

Berdoa dalam hati yang kosong sama artinya kita tidak fokus terhadap apa yang kita ucapkan kepada Allah SWT. Tidak ada bedanya dengan ketika kita berbicara kepada sesama manusia tapi kita tidak mau melihat matanya. Apa yang kita ucapkan jadi terasa bohong dan tidak ada artinya. Akhirnya, kita jadi tidak sungguh-sungguh terhadap apa yang kita doakan.

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.’ Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa.” (H.R. Bukhari)

  1. Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Disaat kita melalaikan segala perbuatan baik yang sesuai dengan syariat, niscaya tidak akan terkabulkan doa kita karena apa-apa yang kita lakukan hanyalah dosa. Dari Hudzaifah bin Al Yaman dari Rasulullah SAW  bersabda yang artinya: 

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-NYa dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (H.R. At-Tirmidzi)

  1. Digantikan dengan sesuatu yang lebih baik

Salah satu sifat Allah adalah Maha Mengetahui. Allah lebih tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik untuk kita. Mungkin saja kita tidak menyadari bahwa apa yang kita minta saat berdoa adalah sesuatu yang tdak baik, padahal menurut Allah tidak. Sehingga Allah akan menyiapkan pengganti doa kita dengan sesuatu yang lebih baik lagi.

  1. Ditunda

Ada kemungkinan sebenarnya doa yang kita panjatkan keharibaan Allah SWT bukanlah tidak dikabulkan, melainkan hanya sedang ditunda oleh Allah SWT. Setiap doa memang berbeda-beda. Ada yang segera dikabulkan, ada juga yang lambat. Ada yang dikabulkan di dunia, ada jua yang Allah janjikan nanti di akhirat.

Allah Maha Mengetahui atas apa-apa yang hamba-Nya tidak ketahui. Oleh karena itu, janganlah merasa putus asa apalagi kecewa. Teruslah berdoa kepada Allah, karena hanya padanya kita bisa meminta pertolongan.

Waktu Yang Baik Untuk Berdoa

  • Sepertiga malam terakhir
  • Waktu sujud ketika shalat fardhu 5 waktu
  • Setiap selesai shalat wajib 5 waktu
  • Hari Jum’at
  • Di antara adzan dan iqamah
  • Saat berbuka puasa
  • Saat bangun tidur (sebelum tidur terlebih dahulu bersuci dan berdzikir kepada Allah SWT)
  • Saat terjadi perang
  • Malam lailatul qadar
  • Saat sedang turun hujan
  • Hari Arafah (10 Dzulhijjah)
  • Do’a mukmin untuk saudaranya (tanpa diketahui oleh orang lain)
  • Saat sedang dalam perjalanan.

Jangan lupa, ikhlas merupaka kunci utama dalam setiap ibadah, termasuk ketika berdoa. Allah SWT berfirman;

ادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Ghafir:14).

17 Manfaat Doa Dalam Islam yang Menghasilkan Pahala

Dalam agama islam,  doa memiliki banyak definisi. Doa dapat diartikan sebagai ibadah. Doa juga berarti berbicara kepada Allah Ta’ala. Dengan berdoa maka segala urusan kehidupan bisa menjadi lebih mudah.  Dapat dikatakan bahwa doa adalah senjata bagi umat muslim. Seseorang yang tidak pernah berdoa berarti dia adalah orang sombong. Sebab sejatinya manusia itu lemah dan pasti butuh bantuan dari Allah Ta’ala. Maka itu berdoa sangatlah penting untuk dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat.

Nah, berikut ini beberapa manfaat doa dalam islam:

  1. Doa Bisa Mengubah Takdir

Kekuatan doa itu sangat luar biasa dan tidak boleh diremehkan. Bahkan dikatakan dalam hadist shahih bahwa keutamaan berdoa dalam islam dapat mengubah takdir. Jadi semisal Anda telah menghadapi suatu perkara yang tampaknya tak mungkin dirubah, cobalah berdoa. Mintalah apa yang Anda inginkan. InsyaAllah dikabulkan.

Dijelaskan dari Tsauban RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada yang dapat mencegah takdir, kecuali doa. Tidak ada yang dapat menambah umur, kecuali kebaikan. Dan seseorang benar-benar akan dihalangi dari rezeki, disebabkan oleh dosa yang diperbuatnya.” (HR. Al-Hakim).

  1. Diberikan Kekuatan Menghadapi Musuh

Ketika Anda hendak bertemu dengan seseorang yang punya kekuasaan atau musuh, lalu Anda merasa takut. Cobalah berdoa. Doa bisa memberikan kekuatan pada hati Anda agar lebih berani. Dan insyaAllah Anda akan diberikan bantuan pertolongan oleh Allah Ta’ala.

  1. Doa adalah Bentuk Ibadah

Ibadah itu sangatlah luas. Tidak sebatas pada sholat wajib, mengaji atau puasa. Salah satu bentuk ibadah yang lain adalah doa. Aktivitas berdoa di sela-sela adzan, sehabis sholat atau kapanpun itu bisa mendatangkan pahala.

 Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

  1. Menghindari Diri dari Kejelekan

Diriwayatkan dari Abu Sa’id: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: Allah akan segera mengabulkan do’anya, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad).

  1. Menghindari Murka Allah

Seperti yang telah dijelaskan diatas, seseorang yang jarang atau bahkan enggan berdoa maka menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sombong. Seolah-olah tidak membutuhkan bantuan dari Allah Ta’ala. Tentunya perbuatan tersebut akan mendatang murka Allah dan juga membuat hidup semakin berantakan.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi). 

  1. Memperoleh Rahmat dari Allah

Berdoa juga mendatangkan rahmat dari Allah Ta’ala. Seseorang yang selalu berdoa dan senantiasa mengingat Tuhan maka kehidupannya akan terasa lebih mudah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 55-56)

  1. Memberikan Manfaat Bagi Kehidupan

Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan ‘afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian.” (HR. Al-Tirmidzî).

  1. Dikabulkan Keinginannya

Apabila Anda punya keinginan tertentu yang terpendam , maka selain berusaha Anda juga harus berdoa. Doa dapat mengabulkan harapan serta menjauhkan diri dari kejahatan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih:

Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang.” (HR Al-Thirmidzi).

  1. Mendekatkan Diri pada Allah

Selain membantu tercapainya harapan, doa juga bisa mendekatkan diri pada Allah Ta’ala. Doa berarti berkomunikasi pada Allah. Semakin Anda sering berdoa maka semakin dekat Anda pada Allah Azza wa Jalla.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).

  1. Mempermudah Segala Urusan

Manusia diwajibkan untuk berikhtiar untuk menghadapi segala masalah atau perkara di kehidupan. Selain itu juga dibarengi sabar serta ikhlas. Hal lain yang tak kalah penting adalah berdoa. Sudah seharusnya doa dan usaha berjalan seiringan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu“. (QS. Al-Mu’min: 60)

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Namal : 62)

  1. Menghilangkan Duka Cita dan Kesulitan

Ketika Anda merasa hidup begitu sulit, sempit dan sumpek. Maka jangan ragu untuk membaca doa untuk menghadapi ujian seraya mengadahkan tangan keatas meminta kepada Rabb Semesta Alam, Allah Azza wa Jalla. Percayalah, bahwa tidak ada doa yang sia-sia. Jangan malas berdoa sebab doa bisa merubah kesulitan menjadi kemudahan, sekaligus menghilangkan duka cita. Masih ingat dengan kisah Nabi Yunus a.s yang ditelan oleh ikan paus? Satu hal yang membuat Nabi Yunus a.s lantas dapat keluar dari perut ikan yakni dikarenakan beliau senantiasa berdoa dan berdzikir kepada Allah Ta’ala.

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’. Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”  (QS. Al-Anbiya: 87-88).

  1. Mententramkan Jiwa

Banyak orang yang menyikapi setiap permasalahan hidup dengan cara salah. Mereka pergi ke diskotik, minum alkohol, merokok, berpacaran, berzina dan sebagainya dengan tujuan untuk mendapatkan ketenangan. Sungguh, semua perbuatan itu justru menyesatkan dan bikin hati semakin gelap. Apabila Anda ingin memperoleh jiwa yang tentram dan untuk  cara agar hati tenang dalam Islam maka berdoalah kepada Allah Ta’ala. Jagalah sholat. Senantiasa berdizkir serta perbanyak membaca Al-Quran.

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikanmerekadan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103).

  1. Mendatangkan Pahala

Doa memiliki banyak bentuk. Doa tidak hanya berarti memohon apa yang diinginkan. Berdzikir pun juga termasuk berdoa. Dan hal itu menjadi amalan yang sangat baik, amalan yang mendatangkan pahala dan paling suci. Dijelaskan dalam hadist shahih:

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang paling baik buat kalian, paling suci (berharga) disisi kalian, dan paling banyak mengangkat derajat (pahala) kalian dan lebih baik bagi kalian daripada meng-infakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada perang menghadapi musuh kalian, lalu kalian memukul leher mereka dan mereka memukul leher kalian. Mereka menjawab: Tentu saja kami mau. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ber-Dzikir kepada Allah Ta’ala (HR. Tirmidzi)

  1. Diampuni Dosa-Dosa

Di dunia ini tidak ada manusia yang luput dari dosa. Sebagaimana manusia biasa yang punya nafsu tentunya khilaf dan salah sulit untuk dihindari. Namun demikian, perbuatan dosa ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Sudah seharusnya bila punya dosa maka Anda harus segera bertaubat dan berdoa memohon ampunan kepada Allah Ta’ala sehingga dosa-dosa tersebut diampuni.

Hai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdoa kepada-Ku dan kamu mengharapkan kepada-Ku, Aku ampuni kamu bagaimanapun keadaanmu sebelumnya, Aku tidak perduli. Hai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai awan dilangit, kemudian kamu minta ampun kepada-Ku, Aku ampuni kamu dan Aku tidak perduli. Hai anak Adam, sekiranya kamu mendatangi Aku dengan membawa kesalahan-kesalahan yang hampir memenuhi bumi, kalau kamu bertemu Aku nanti dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, pasti Aku mendatangi kamu dengan membawa ampunan yang hampir memenuhi bumi pula.” (HR. Tirmidzi)

  1. Diangkat Derajatnya di Sisi Allah

Sesungguhnya Allah berfirman dalam hadits Qudsi: “Barangsiapa berdo’a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do’anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya.”

  1. Meninggal Dalam Keadaan Fitrah

Setiap muslim diwajibkan membaca doa sebelum tidur. Membaca doa sebelum tidur bisa mendatangkan banyak manfaat, salah satunya bila meninggal maka akan meninggal dalam keadaan fitrah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

“Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti kamu hendak melakukan sholat. Kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh yang kanan. Lalu ucapkanlah: Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang dan takut. Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu kecuali kepadaMu. Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan, dan Nabi yang telah Engkau utus. Apabila kamu meninggal dunia, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah. Dan jadikanlah ia ucapan terakhirmu.” (HR.Bukhari).

  1. Dicintai oleh Allah

Allah Ta’ala mencintai hamba-hambaNya yang senantiasa berdoa. Sebab berdoa sama halnya Anda berbicara dengan Allah Ta’ala, Anda percaya akan adanya Allah dan Anda terus mengingatNya. Perbuatan demikian membuat Anda dicintai oleh Allah Ta’ala.

 Jadi demikianlah manfaat berdoa dalam islam yang wajib Anda ketahui. Sungguh, sangat banyak keutamaannya bukan? Berdoa juga bisa menjadi cara meningkatkan iman dan taqwa. Maka itu jangan pernah malas untuk berdoa kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan kemudahan di dunia dan akhirat kelak. Amin ya Rabbal alamin.

12 Keistimewaan Mengulang Doa Dalam Islam dan Dalilnya

Doa adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Doa menunjukkan kerendahan dan ketidakmampuan seorang hamba. Dalam Islam, sangat dianjurkan untuk mengulang doa layaknya mengayuh sepeda. Ada banyak keistimewaan mengulang doa dalam Islam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sunnah Rasulullah

Mengulangi doa adalah kebiasaan dari Rasulullah yang harusnya menjadi teladan yang baik bagi kita.

Dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu,

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم كَانَ يُعْجِبُهُ أَنْ يَدْعُوَ ثَلاَثًا وَيَسْتَغْفِرَ ثَلاَثًا.

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai berdoa (dengan mengulang) tiga kali dan istighfar tiga kali.”

2. Menghindari murkanya Allah

Allah berfirman, “Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. [Ghafir : 60].

Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang tidak mau memohon kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.”

Dalam kitab al-Adab al-Mufrad, Bukhari juga meriwayatkan sebuah hadits yang isinya adalah:

Barangsiapa yang tidak mau berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka Allah akan murka kepadanya.”

3. Mendapat pahala berkali-kali

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin Basyir)

4. Doanya pasti didengar

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid)

5. Menunjukkan ketawakkalan

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).

6. Menguatkan keimanan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِى أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ ».

Barang siapa di antara kalian telah dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah diminta sesuatu yang lebih Dia senangi dari pada diminta kesehatan (atau keselamatan).”

وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ »

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.” (HR. At-Tirmidzi V/552 no.3548, dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma. Dihasankan oleh syaikh Al-Albani)

7. Menjadi senjata paling ampuh

Ketika perang Badar berlangsung, Rasul melihat jumlah pasukan Muslim kalah banyak dibandingkan musuh. Maka ia pun segera mengangkat kedua tangannya ke atas dan berdoa.

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ ». فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ. وَقَالَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ

Ya Allah wujudkanlah untuk kami apa yang engkau janjikan, ya Allah berikanlah kepada kami apa yang engkau janjikan, ya Allah jika sekumpulan kaum muslimin ini binasa, maka tidak ada yang akan menyembah engkau di muka bumi ini.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terus melantunkan doa kepada Allah seraya membentangkan kedua tangan beliau menghadap ke kiblat hingga selempangnya jatuh, lalu datanglah Abu Bakar mengambil selempang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan meletakkannya di atas pundaknya dan menjaganya dari belakang dan berkata:

“Wahai Nabi Allah, doa engkau kepada Tuhanmu sudah cukup, karena Dia pasti akan mewujudkan apa yang Dia janjikan untukmu.” (HR. Muslim III/1383 no.1763, dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu)

8. Jauh dari kegelisahan

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَیْهِ

Barang siapa tidak mau meminta kepada Allah, niscaya Dia akan marah kepadanya.” (HR. Ahmad II/442 no.9699, dan At-Tirmidzi V/456 no.3373, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dan dihasankan syaikh Al-Albani)

9. Dapat merubah takdir

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ وَلاَ يَزِيدُ فِى الْعُمُرِ إِلاَّ الْبِرُّ

Tidakada yang bisa menolak qadha kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali perbuatan baik (HR. Tirmidzi)

10. Doanya dikabulkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ

Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya ketika susah dan menderita, maka hendaknya ia memperbanyak doa ketika lapang.” (HR. Tirmidzi dan Hakim, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6290)

11. Ibadah yang mulia

Rasul bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمُ عَلَى اللهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

Tidak ada sesuatu yang paling mulia bagi Allah Ta’ala daripada doa.” (HR. Ahmad, Bukhari dalam Adabul Mufrad, Tirmidzi dan Hakim, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 5392)

12. Mendapat perlindungan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا اسْتَجَارَ عَبْدٌ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مِرَارٍ إِلَّا قَالَتِ النَّارُ: اللهُمَّ أَجِرْهُ مِنِّي، وَلَا يَسْأَلُ الْجَنَّةَ إِلَّا قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللهُمَّ أَدْخِلْهُ إِيَّايَ

“Tidaklah seorang hamba meminta perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, kecuali neraka akan berkata, “Ya Allah, lindungilah dia dariku.” Dan tidaklah ia meminta surga kecuali, surga akan berkata, “Ya Allah, masukkanlah ia kepadaku.” (HR. Ahmad, Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata, “Hadis shahih, dan isnad ini hasan karena ada Yunus bin Abu Ishaq, namun ia dimutaba’ahkan.”)

Itulah 12 keistimewaan mengulang doa dalam Islam. Sungguh begitu besar manfaat dan keutamaan doa, maka perbanyaklah doa di setiap kesempatan. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Hukum Berdoa dalam Hati Ketika Sujud

Shalat adalah waktu terbaik dimana seorang hamba menenangkan diri dan mendekat kepada penciptanya. Shalat diakukan karena kewajiban sebagai seorang muslim sekaligus sebagai jalan untuk ketenangan jiwa dan untuk memanjatkan doa kepada Allah. Diantara kita tentu pernah mengalami atau memahami tentang cara berdoa dalam hati yang dilakukan ketika sujud dengan harapan akan didengar secara langsung oleh Allah dan menjadi wujud kepasrahan kepada Allah.

Bagaimana pandangan islam mengenai hal tersebut? bolehkah? Apakah memang ada syariat yang menjelaskannya? Dalam kesempatan kali ini penulis akan menguraikan secara lengkap mengenai hukum berdoa dalam hati ketika sujud yang tentunya penulis rangkum dengan menyertakan berbagai sumber yang shahih dari ayat ayat Al Qur’an dan dari hadist Rasulullah. yuk simak artikel berikut hingga selesai.

Hukum Berdoa dalam Hati Ketika Sujud

Di waktu sujud, diperbolehkan bagi setiap umat muslim untuk berdoa dengan menyebut dalam hati sebab di masa tersebut ialah waktu dimana seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya yang dkuatkan dalam berbagai hadist dan ayat Al Qur’an berikut.

1. Waktu Paling Dekat dengan Allah

Posisi paling dekat antara hamba dengan Rabbnya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah kalian berdoa.” (HR. Muslim No. 482). Dari hadist tersebut jelas diuraikan bahwa pada saat sujud hamba yang menjalankan shalat berada dalam posisi paling dekat dengan Rabbnya dimana waktu tersebut diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk banyak berdoa serta tidak dijelaskan harus berdoa dengan diucap atau disebut dalam hati sehingga untuk cara berdoa sesuai kenyamanan dan niat hamba yang berdoa tersebut seperti berdoa ketika sujud terakhir.

2. Tidak Tercatat Sebagai Dosa Maupun Pahala

Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang terlintas dalam batin umatku selama belum diucapkan atau belum dilakukan. (Muttafaq ‘Alaihi). Hadist tersebut menjelaskan bahwa tidak ada salahnya berdoa dalam hati ketika sujud karena apa yang merupakan pembicaraan hati tidaklah dianggap sebagai perbuatan dosa ataupun sebagai sesuatu yang berpahala. Intinya ialah berdoa dalam hati tidak mendapat sanksi atau pahala apapun sebab hanya berkaitan dengan cara mengungkapkan sesuatu kepada Allah tetapi manfaat doa dalam islam baik dalam hati ataupun lisan sama sama memberikan ketenangan.

Sebagaimana diketahui bahwa berdoa boleh dilakukan dengan cara bagaimanapun asal tidak berlebihan, tidak mengganggu orang lain atau orang di sekitarnya, serta tidak disertai dengan berandai andai seperti memohon sesuatu terlalu mendalam dan menganggap kehidupan tidak berarti jika doa yang dipanatkan tersebut tidak tercapai sebab yang berhak untuk mengabulkan atau menunda doa hanyalah pada kekuasaan Allah semata sehingga Allah mengetahui yang terbaik.

3. Bukan Sebuah Larangan

Para ulama menyatakan, “Dalam membaca Alquran seorang harus menggerakkan lidah dan kedua bibirnya. Tanpa melakukan itu maka tidak teranggap sebagai bacaan, namun terhitung sebagai tadabbur atau tafakkur. Oleh karenanya seorang yang sedang junub tidak dilarang membaca Alquran dalam hatinya atau orang yang sedang buang hajat tidak dilarang untuk berdzikir dalam hati.  Khusus untuk doa dalam hati; tanpa pengucapan di lisan, kami tidak menemukan dalil terkait hal itu. Akan tetapi terdapat dalil yang menerangkan bahwa berdzikir dalam hati adalah amalan berpahala. Dan tidak berlebihan apabila hal ini diqiyaskan dengan doa”.

Jelas dari ungkapan ulama tersebut tentang doa agar keinginan tercapai bahwa membaca doa dalam hati ialah diperbolehkan seperti ketika berada pada tepat dimana tidak diperbolehkan menyebut nama Allah seperti ketika berada di kamar mandi atau seorang wanita haid yang tidak diperbolehkan membaca Al Qur’an namun tetap diperbolehkan berdzikir dalam hati sedangkan dzikir itu sendiri ialah bagian dari doa sehingga tidak masalah jika seseorang berdoa dalam sujudnya denga doa dalam hati.

4. Asalnya Doa Muncul dari Hati

“Asalnya doa itu muncul dari hati. Adapun ucapan lisan adalah sebagai pengikut hati. Siapa yang menjadikan konsentrasinya saat berdoa pada pembenahan lisan saja, maka akan melemah munajat hatinya. Oleh karena itu seorang yang berada dalam kondisi genting, berdoa dengan hatinya. Sebuah doa yang membuka pintu kesulitan yang ia alami, yang sebelumnya tidak pernah terbetik dalam benaknya”. (Majmu’ Al Fatawa 2/287).

Penjelasan dari fatwa ulama tersebut ialah tentang cara meningkatkan iman dan taqwa menyatakan bahwa semua doa memang sesungguhnya berasal dari hati. Diantara kita tentu juga merasakannya bukan? ketika mengiginkan atau mengharap akan sesuatu pada awalnya yang pertama kali terlintas ialah berada dalam hati dan pikiran kita dan saat itu pula disampaikan kepada Allah apa harapannya dari dalam hati pula. Sebab itu berdoa dalam hati ketika sujud diperbolehkan karena memang dasarnya berasal dari hati.

5. Doa Dalam Hati Berlaku Sesuai Prasangka

“Allah ta’ala berfirman, ” Aku adalah sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku kepada-Ku, Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingat-Ku, maka apabila dia mengingat aku dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hati, dan bila dia mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai, bahkan lebih baik dari pada pengingatannya”. (HR. Bukhori dan Muslim).

Jelas dari firman tersebut bahwa semua doa ialah sesuai prasangka hambaNya atau sesuai prasangka orang tersebut yang berdoa sesuai dengan keutamaan istiqomah dalam beribadah. Doa yang diucapan secara batin atau di dalam hati jika memang ia berkeyakinan Allah maha baik dan akan memberikan yang terbaik berkaitan dengan doanya maka itu pula yang akan ia dapatkan, ia akan mendapat kebaikan dari Allah beru dikabulkannya doa atau ditunda dalam waktu yang paling tepat atau bahkan diganti oleh Allah dalam urusan yang jauh lebih baik dari doa yang ia panjatkan karena keyakinan mulianya tersebut.

Begitu pula sebaliknya, doa dengan cara apapun dengan dalam hati dan dalam sujud pula tetapi ia merasa tidak yakin akan kekuasaan Allah dan tidak percaya atau ragu bahwa Allah yang maha baik akan mengabulkan doanya maka itu pula yang akan diterima olehnya, intinya semua doa itu baik walaupun diucapkan secara lisan maupun di dalam hati, yang terpenting ialah doa tersebut diyakini akan dikabulkan.

6. Berdoa dengan Hati dan Lisan Lebih Baik

Memang tidak ada yang melarang dilakukannya doa dalam hati ketika sujud, namun sebagaimana aspek kehidupan islami yang lainnya tentu ada cara yang terbaik untuk berdoa yakni diucapkan dengan hati dan diungkapkan dengan secara lisan secara langsung kepada Allah sebab manusia diberikan mulut dan kemampuan berbicara oleh Allah tentunya untuk mengucapkan segala sesuatu yang baik yang bisa membawa kepada surga dan untuk berdoa hal hal yang baik.

Sebagaimana doa dalam Al Qur’an berikut, Dan (ngatlah ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah diriku beserta anak keturunanku dari menyembah berhala-berhala”. (QS. Ibrahim 355). Dalam doa tersebut tentu pada awalnya diucapkan dalam hati dan dilanjutkan dengan berdoa secara langsung kepada Allah melalui lisan sehingga dapat disimpulkan bahwa doa dalam hati di waktu sujud diperbolehkan tetapi jauh lebih baik jika doa dilakukan secara hati dan lisan langsung.

7. Perkataan Merupakan Makna yang Lebih Dalam

Sebagaimana dijelaskan bahwa doa yang terbaik ialah yang diucapkan dalam hati dan diucapkan secara langsung dengan lisan karena memang perkataan ialah makna yang terbaik yang mengungkapkan kemauan atau harapan secara jelas dan nyata serta wujud usaha berdoa yang sungguh sungguh. Seperti doa doa yang dilakukan oleh orang orang shaleh terdahulu yang diucapkan melalui dalam hatinya juga diungkapkan langsung dengan lisan.

Doa Nabi Nuh AS, Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”. (QS. Al Qomar : 10). Doa Nabi Zakariya AS, Ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (QS. Maryam : 3). Doa Maryam, Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (QS. Maryam : 18).

Jelas dari contoh contoh doa yang terdapat dalam Al Qur’an tersebut doa doa mulia sebelumnya diucapkan dalam hatinya sebagai bentuk harapan kepada Allah dan diungkapkan secara lansgung melalui lisan sehingga lebih mulia dan lebih mendalam, sebab doa yang diucapkan secara lisan tentu menjadi sesuatu yang terasa menguatkan karena telah mengungkapkan secara langsung apa yang diinginkan kepada Allah dengan penuh harpaan dan kepasarahan.

Serta wujud bahwa seseorang tersebut secara terang terangan penuh kerendahan hati memohon kepada Allah untuk diberikan kepadanya apa yang diharapkannya atau untuk diberikan kepadanya jalan keluar yang dibutuhkannya. Sebagai umat islam tentu kita wajib mencontohnya yakni berdoa dengan sungguh sunguh dalam hati dan diungkapkan langsung dengan lisan sehingga jelas bahwa doa boleh dilakukan dalam hati ketika sujud namun lebih baik jika diucapkan langsung juga secara lisan.

Demikian artikel mengenai hukum berdoa dalam hati ketika sujud, semoga bermanfaat untuk anda dan menjadi wawasan islami yang bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu melakukan urusan keseharian dengan sungguh sungguh berdasarkan pada syariat islam. Terima kasih sudah membaca. Salam hangat dari penulis.

Hukum Berdoa Setengah Hati Dalam Islam

Allah SWT telah memerintahkan kepada umat muslim untuk berdoa kepada-Nya, tidak kepada yang lain. Dalam pembahasan berikut juga akan dijelaskan mengenai hukum berdoa setengah hati dalam Islam. Dalam surat Al-Mu’min ayat 60 Allah berfirman yang artinya,

“Dan Tuhanmu berfiman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min : 60)

Allah SWT juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 186 yang artinya,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah : 186)

Apakah doa itu?

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Daring, yang dimaksud dengan doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan dalam Islam, doa tidak hanya bermakna permohonan melainkan juga bermakna ibadah atau seruan dan dakwah. Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Karena setiap kali seseorang berdoa kepada Allah SWT dengan mengangkat kedua tangannya ke langit seraya mengatakan, “Wahai Rabb-ku, Wahai Rabb-ku” dan bersungguh-sungguh dalam doanya atau berdoa dengan sepenuh hati, Allah akan memberikan pahala atas doa yang dipanjatkan, terlepas dari dikabulkan atau tidak doa tersebut oleh Allah SWT.

Berdoa dengan Sepenuh Hati

Dikarenakan doa adalah ibadah maka sudah selayaknya harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan adab-adab berdoa. Salah satu adab berdoa adalah bersungguh-sungguh atau sepenuh hati ketika berdoa dan meyakini bahwa doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim, hasan lighhairihi).

Bagaimana Hukumnya Jika Tidak Sepenuh Hati Ketika Berdoa?

Tidak sepenuh hati atau tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa merupakan salah satu faktor penyebab doa tidak dikabulkan Allah SWT. Termasuk tidak sepenuh hati dalam berdoa adalah ragu-ragu, tidak khusyu’, lalai, dan dikuasai oleh hawa nafsu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah ia sungguh-sungguh dalam memohon dan janganlah ia mengucapkan, “Ya Allah, jika Engkau berkenan maka berilah aku.” Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memaksa-Nya.” (HR. Bukhari)

Menurut Ibnu Abdil Barr, seorang ahli tafsir, kata-kata seperti “Jika Engkau berkenan” tidak digunakan saat berdoa karena tidak ada yang dapat memaksa Allah untuk melakukan sesuatu. Allah hanya melakukan dan mengabulkan apa yang dikehendaki oleh-Nya. Selain itu, kata-kata “Jika Engkau berkenan” juga menganggap Allah berkemungkinan tidak menyukai dan mengabulkan doa hamba-Nya. Bahkan Ibnu Abdil Barr berpendapat bahwa penggunaan kata-kata tersebut hukumnya haram.

Dengan demikian, hukum berdoa setengah hati dalam Islam adalah dilarang karena merupakan salah satu faktor penghalang dikabulkannya doa oleh Allah SWT.

Demikianlah ulasan singkat tentang hukum berdoa setengah hati dalam Islam. Semoga bermanfaat.

10 Keistimewaan Doa Setelah Tasyahud Akhir dan Dalilnya

Salah satu waktu doa yang mustajab adalah di akhir shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnat. Doa tersebut bisa dilafalkan ketika tasyahud akhir. Terdapat beberapa keistimewaan doa setelah tasyahud akhir yang akan didapatkan seperti di bawah ini:

1. Mendapat perlindungan siksa kubur dan kiamat

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ، يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullahi ﷺ bersabda, :

Apabila diantara kalian telah tasyahud akhir, maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal, beliau mengucapkan “ALLAHUMMA INNI A’UDZUBIKA MIN ‘ADZABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABILQABRI, WA MIN FITNATILMAHYA WALMAMATI, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIHIDDAJJAL.”

Artinya: Ya Allah aku berlindung kepadamu dari siksa Jahannam, siksa kubur, dari fitnahnya kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnahnya Al Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim, N0. 588)

2. Waktu mustajab

Rasulullah bersabda,

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

3. Sunnah Rasul

Syekh Zainuddin Al-Malibari menjelaskan dalam Fathul Muin:

وسن في تشهد أخير دعاء بعد ما ذكر كله، وأما التشهد الأول فيكره فيه الدعاء لبنائه على التخفيف، إلا إن فرغ قبل إمامه فيدعو حينئذ

Disunahkan pada tasyahud akhir berdoa setelah membaca doa tahiyat akhir seluruhnya. Sementara pada tasyahud awal makruh berdoa (setelah selesai baca doa tahiyat) karena tujuannya untuk meringankan (mempercepat), kecuali kalau imam belum selesai tasyahud awal. Dalam kondisi itu dibolehkan berdoa,” (Lihat Syekh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in, Jakarta, Darul Kutub Islamiyyah, 2009 M, halaman 47).

4. Mendapat ampunan

Berikutnya, keistimewaan doa setelah tasyahud akhir adalah kita akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

أنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ دخلَ المسجدَ، إذا رجلٌ قد قَضى صلاتَهُ وَهوَ يتشَهَّدُ، فقالَ: اللَّهمَّ إنِّي أسألُكَ يا اللَّهُ بأنَّكَ الواحدُ الأحدُ الصَّمدُ، الَّذي لم يَلِدْ ولم يولَدْ ولم يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أن تغفِرَ لي ذُنوبي، إنَّكَ أنتَ الغَفورُ الرَّحيمُ، فقالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ: قَد غَفرَ اللَّهُ لَهُ، ثلاثًا

“Bahwasanya Rasulullaah صلى الله عليه و سلم masuk masjid, dan ada seorang lak-laki yang sedang shalat, dalam keadaan bertasyahud, ia berdoa (dalam tasyahudnya:

اللَّهمَّ إنِّي أسألُكَ يا اللَّهُ بأنَّكَ الواحدُ الأحدُ الصَّمدُ، الَّذي لم يَلِدْ ولم يولَدْ ولم يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أن تغفِرَ لي ذُنوبي، إنَّكَ أنتَ الغَفورُ الرَّحيمُ

/Allaahumma inni as-aluka yaa Allaah, bi annakal waahidul ahadush shamad, alladziy lam yalid wa lam yuulad wa lam yakul-lahu kufuwan ahad, an taghfiraliy dzunuubiy innaka antal ghafuuur rahiim/

‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ya Allah, Yang Maha Esa lagi tempat bergantungnya seluruh makhluk, Yang tidak beranak, tidak pula diperanakkan, dan tidak ada yang setara dengan-Nya, agar engkau mengampuni dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’

Maka Rasuulullaah bersabda: Sungguh Allah telah mengampuninya, sungguh Allah telah mengampuninya, sungguh Allah telah mengampuninya“. (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, dan dishahihkan oleh syekh al-Albani).

5. Dijauhkan dari kezaliman

اللَّهمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا كَبِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Allâhumma innî zhalamtu nafsî zhulman katsîran kabîran wa lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta, faghfir lî maghfiratan min ‘indika, warhamnî innaka antal ghafûrur rahîm.

“Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, tidak ada yang mengampuni dosa selain engkau. Ampunilah aku dengan ampunan di sisi-Mu dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

6. Selalu diberi petunjuk

Keistimewaan doa setelah tasyahud akhir berikutnya adalah kita akan dimudahkan untuk mendapat petunjuk.

اَللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِيْ مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِيْ، وَتَوَفَّنِيْ إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحَقِّ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ، وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْغِنَى وَالْفَقْرِ، وَأَسْأَلُكَ نَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ، وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لاَ يَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَأَسْأَلُكَ بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِيْ غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَلاَ فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ اْلإِيْمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ

Ya Allah, dengan ilmu-Mu atas yang gaib dan dengan kemahakuasaan-Mu atas seluruh makhluk, perpanjanglah hidupku, bila Engkau mengetahui bahwa kehidupan selanjutnya lebih baik bagiku. Dan matikan aku dengan segera, bila Engkau mengetahui, bahwa kematian lebih baik bagiku. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu agar aku takut kepada-Mu dalam keadaan sembunyi (sepi) atau ramai.

Aku mohon kepada-Mu, agar dapat berpegang dengan kalimat hak di waktu rela atau marah. Aku minta kepada-Mu, agar aku bisa melaksanakan kesederhanaan dalam keadaan kaya atau fakir, aku mohon kepada-Mu agar diberi nikmat yang tidak habis, dan aku minta kepada-Mu, agar diberi penyejuk mata yang tak putus. Aku mohon kepada-Mu agar aku dapat rela setelah qadha-Mu (turun pada kehidupanku).

Aku mohon kepada-Mu kehidupan yang menyenangkan setelah aku meninggal dunia. Aku mohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di Surga), rindu bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan keimanan, dan jadikanlah kami sebagai penunjuk jalan (lurus) yang memeroleh bimbingan dari-Mu.

[HR. An-Nasai 3/54-55 dan Ahmad 4/364. Dinyatakan oleh Al-Albani shahih dalam Shahih An-Nasai 1/281].

7. Dikabulkan doanya

Rasul bersabda,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid)

8. Terhindar dari murka Allah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

9. Jauh dari neraka jahanam

Allah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠

“Dan Rabbmu berfirman : ‘Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepadaKu akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Al-Mu’min : 60)

10. Mengubah qada

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ وَلاَ يَزِيدُ فِى الْعُمُرِ إِلاَّ الْبِرُّ

Tidak ada yang bisa menolak qadha kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali perbuatan baik. (HR. Tirmidzi)

Itulah 10 keistimewaan doa setelah tasyahud akhir yang banyak dilupakan orang. Semoga artikel ini menambah wawasan kita tentang ibadah.